Isolasi karantina termasuk vaksinasi cincin. Ini kalau tidak dilakukan, ya ini akan membuat penyakit ini cenderung akan terus menyebar.
Penulis: Astri Yuanasari
Editor:

KBR, Jakarta - Ahli Epidemiologi dari Universitas Griffith Australia Dicky Budiman mendorong pemerintah bergerak cepat mendeteksi dan melakukan tracing kasus cacar monyet atau Monkey pox (Mpox). Jika penanganannya lambat, dia khawatir kasus akan terus menyebar dan bertambah sehingga menjadi epidemi.
Epidemi adalah penyakit menular yang berjangkit dengan cepat di daerah yang luas dan menimbulkan banyak korban. Hingga kemarin, Kementerian Kesehatan melaporkan ada 21 kasus konfirmsi cacar monyet.
"Kemudian isolasi karantina termasuk vaksinasi cincin. Ini kalau tidak dilakukan, ya ini akan membuat penyakit ini cenderung akan terus menyebar dan bertambah banyak dan yang akhirnya menjadi epidemi yang sulit untuk dikendalikan. Nah itu yang mesti dilakukan oleh pemerintah dengan juga melibatkan LSM, NGO, yang selama ini sudah ikut aktif sebenarnya di penyakit HIV," kata Dicky kepada KBR, Minggu (29/10/2023).
Baca juga:
- Bertambah, Kemenkes Konfirmasi 21 Kasus Cacar Monyet
- Risiko Penularan Cacar Monyet, Berikut Sejumlah Antisipasi Pemerintah
Dicky mengatakan, pola penyebaran Mpox mirip dengan penyakit HIV. Kata dia, penularan Mpox harus melalui kontak erat dengan waktu yang cukup intens.
Dia menjelaskan, penyakit Mpox berasal dari hewan atau zoonosis yang selama ini menjadi endemik di Afrika. Sebelum Mpox menjadi epidemi dan keluar dari zona endemik di Afrika, penularannya banyak dari hewan ke manusia. Penularan dari manusia ke manusia masih relatif terbatas.
"Nah yang dikhawatirkan dengan orang atau apalagi kelompok ini terus menyebar tanpa terkendali atau secara silent tersembunyi, virus ini akan bermutasi sehingga akan lebih efektif dalam penularan antarmanusia," kata Dicky.
Sementara itu, Juru bicara Kemenkes Siti Nadia Tarmizi mengatakan tidak ada hambatan untuk vaksinasi. Kata dia, Kemenkes juga dibantu komunitas dan LSM menyasar target vaksinasi Mpox.
"Jadi itu yang kita prioritaskan untuk mendapatkan vaksin jadi mereka yang punya riwayat kontak 14 hari sebelumnya ODIV, atau punya perilaku berganti-ganti pasangan banyak pasangan dan melakukan seks dengan sejenisnya," kata Nadia.
Editor: Wahyu S.