RAGAM
Perluas Aliansi Strategis, MIND ID Optimis Jadi Global Price Setter
MIND ID terus berkolaborasi dengan pemangku kepentingan terkait agar Indonesia memiliki batas kuota produksi nasional yang ketat.
DIPERSEMBAHKAN OLEH MIND ID / Paul M Nuh
-
EDITOR / Paul M Nuh
KBR, Jakarta - Dengan dukungan fakta bahwa Indonesia memiliki cadangan batu bara yang besar serta mampu membentuk aliansi strategis, BUMN Holding Industri Pertambangan Indonesia (MIND ID) optimis dapat menjadi pemimpin pasar sekaligus penentu harga komoditas di pasar global atau global price setter.
Direktur Utama MIND ID, Hendi Prio Santoso, menjelaskan bahwa Indonesia saat ini masih mengacu pada indeks komoditas dari negara lain. Walaupun Indonesia merupakan produsen terbesar batu bara di dunia saat ini, tapi Indonesia masih bergantung pada indeks Australia atau negara lain.
Demikian juga untuk timah yang merupakan komoditas yang berlimpah. Bersama China dan Peru, mestinya Indonesia bisa meniru skema Organization of the Petroleum Exporting Countries (OPEC) guna melakukan price setting.
Grup MIND ID juga proaktif meningkatkan kapabilitas yang sudah dimiliki saat ini, mengembangkan skala bisnis hilir dan industrialisasi secara lebih jauh, sehingga mampu terus meningkatkan nilai tambah dari mineral yang dikelola.
Menurut Hendi, sebagian besar komoditas mineral kelolaan Grup MIND ID telah diperdagangkan melalui bursa komoditas London Metal Exchange di Inggris. Indonesia juga terus memperkuat posisi tawarnya sebagai global player untuk komoditas mineral kritis dan strategis.
MIND ID terus berkolaborasi dengan pemangku kepentingan terkait agar Indonesia memiliki batas kuota produksi nasional yang ketat. Sebagai perusahaan global, MIND ID juga mengedepankan pengelolaan cadangan mineral yang optimal serta berpegang pada prinsip sustainable.
Baca juga: Tambang Batu di Daerah Rawan Bencana di Rembang
Komentar
KBR percaya pembaca situs ini adalah orang-orang yang cerdas dan terpelajar. Karena itu mari kita gunakan kata-kata yang santun di dalam kolom komentar ini. Kalimat yang sopan, menjauhi prasangka SARA (suku, agama, ras dan antargolongan), pasti akan lebih didengar. Yuk, kita praktikkan!