RAGAM

Kecerdasan Buatan (AI) Makin Berkembang, Ancam Pekerja Kreatif?

Butuh etika penggunaan AI

DIPERSEMBAHKAN OLEH KBR Media / Tim Ruang Publik

Ilustrasi. (Foto: rawpixel.com/Freepik/Creative Commons)
Ilustrasi. (Foto: rawpixel.com/Freepik/Creative Commons)

KBR, Jakarta - Kecerdasan buatan (AI) ibarat pedang bermata dua. Kehadirannya sebagian dianggap mengancam, karena dapat menggantikan pekerjaan manusia, salah satunya di kalangan industri kreatif. Kemunculan platform Sora dan Midjourney, misalnya, yang bisa membuat gambar bahkan video dari perintah sederhana.

Hambali Hamdan dari Serikat Pekerja Media dan Industri Kreatif untuk Demokrasi (Sindikasi) tak menyangkal manfaat AI dalam mempermudah pekerjaan manusia. Namun, AI juga berpotensi memunculkan masalah terkait hak cipta dan intelektual.

“Banyak di antaranya adalah gambar-gambar dari seniman atau artis yang menghasilkan karya-karya tulen. Itu dikhawatirkan dapat mencuri nilai dari karya asli,” ujar Hambali yang juga seorang software developer ini.

Berdasarkan penelitian dari Goldman Sachs, perusahaan investasi di AS, sebanyak 26% pekerjaan di bidang seni, desain, hiburan, media, dan olahraga berpotensi diotomatisasi oleh AI.

red

Sementara itu, produser film di 786 Production, Ekiel, sangat terbantu dengan kehadiran AI, misalnya ketika mencari ide, ilustrasi, hingga pembuatan storyboard. Menurutnya, AI bukanlah ancaman bagi pekerja seni.

“Selagi ada teknologi yang memudahkan kita, manfaatkan! Saya berpikir dengan adanya teknologi, bukan malah mengurangi lapangan pekerjaan, justru ini lapangan pekerjaan baru,” kata Ekiel.

Pakar AI Institut Teknologi Bandung (ITB) Ayu Purwarianti menuturkan AI memang bisa menggantikan pekerjaan manusia yang bersifat repetitif, berbasis aturan, dan mudah diprediksi. Namun, tidak untuk jenis pekerjaan yang kompleks.

“Ketika ada pekerjaan yang memerlukan kreativitas, maka teknologi AI ini sifatnya hanya sebagai alat bantu,” jelas Ayu.

Ayu bilang, AI tidak boleh membahayakan manusia, karenanya perlu ada etika untuk membatasi penggunaannya.

Baca juga:

Selengkapnya bahasan soal etika AI bisa didengarkan di Ruang Publik episode "Kecerdasan Buatan (AI) Ancam Pekerja Kreatif?" hanya di kbrprime.id.

Komentar

KBR percaya pembaca situs ini adalah orang-orang yang cerdas dan terpelajar. Karena itu mari kita gunakan kata-kata yang santun di dalam kolom komentar ini. Kalimat yang sopan, menjauhi prasangka SARA (suku, agama, ras dan antargolongan), pasti akan lebih didengar. Yuk, kita praktikkan!