RAGAM

Bersinergi Guna Wujudkan Kualitas Udara Bersih di Indonesia!

Permasalahan kualitas udara di Indonesia terutama di Jakarta menjadi sorotan nasional hingga internasional. Bagaimana selengkapnya? Cek selengkapnya disini!

DIPERSEMBAHKAN OLEH Yayasan Lembaga Konsumen Indonesia (YLKI) / Iqbal Rizqy Ramadhan

Bersinergi Guna Wujudkan Kualitas Udara Bersih di Indonesia!
Bersinergi Wujudkan Udara Bersih.

KBR, Jakarta – Kualitas udara kota Jakarta mendapatkan sorotan tajam, terutama di beberapa minggu terakhir. Hal ini bukan saja di level nasional tetapi juga internasional. Pasalnya kualitas udara di kota Jakarta dinyatakan buruk, dan tidak memenuhi standar kesehatan.

Data Air Quality Indeks (AQI) menyebut kualitas udara di Kota Jakarta menjadi yang terburuk di dunia. Hal ini sangat tragis bagi Kota Jakarta. Klaim ini secara empiris memang bukan pepesan kosong atau berita palsu.

Hal ini juga didukung dengan data Dinkes DKI menyebutkan, jumlah penderita penyakit ISPA di Jakarta meningkat hingga 100 ribu orang. Bahkan disinyalir Presiden Joko Widodo yang menderita batuk selama dua minggu lebih, juga dipicu oleh kualitas udara kota Jakarta.

Dan yang secara kasat mata adalah adanya nuansa kabut di langit Jakarta, apalagi jika dilihat dari udara melalui pesawat terbang. Secara dominan faktor transportasi menjadi pemicu buruknya kualitas udara di Jakarta, mengingat masih tingginya mobilitas yang masih menggunakan kendaraan pribadi.

Oleh karena itu, upaya untuk mentransformasi kualitas udara di Kota Jakarta harus sinergis dan kolaboratif multi stakeholders, dan harus ada intervensi oleh pemerintah pusat.

red
Sigit Reliantoro - Direktur Jenderal Pengendalian Pencemaran dan Kerusakan Lingkungan KLHK

Sigit Reliantoro sebagai Direktur Jenderal Pengendalian Pencemaran dan Kerusakan Lingkungan KLHK menjelaskan data terbaru dari KLHK terkait kualitas udara di Jakarta dan kota-kota besar lainnya.

“Saat ini, kita itu punya 56 stasiun untuk memonitoring kualitas udara di Indonesia yang dimonitori selama 24 jam. Pada pemantauan tersebut terdapat warna kuning yang ditandakan pada kota-kota nya yang menunjukkan kualitas udara kota tersebut tidak sehat.” - ujar Sigit.

“Kota yang ditandai kuning sementara ini yaitu Cirebon dan Karawang” - tambahnya.

red
Suralaya Irwan Edi - General Manager PT PLN Indonesia Power (IP) PGU

Suralaya Irwan Edi sebagai General Manager PT PLN Indonesia Power (IP) PGU juga menjelaskan terkait 17 PLTU yang ada di Jakarta, Banten, dan Jawa Barat telah melewati beberapa proses yang disesuaikan agar aman dan tidak melebihi ambang batas.

“PLN telah memiliki beberapa kajian yang menunjukkan bahwa pencemaran udara yang terjadi di Jakarta akhir-akhir ini disebabkan oleh beberapa faktor terutama faktor cuaca dan meteorologis serta sumber lainnya yang muncul seiring dengan proses pengembangan kota Jakarta.” ujar Irwan.

“Kami selalu menerapkan teknologi untuk pengendalian pencemaran dan memiliki standar-standar lingkungan yang memenuhi status yang ditetapkan oleh pemerintah sehingga kualitas emisi masih terkendali dan secara rutin dilakukan pengukuran.” tambahnya.

red
Ahmad Safrudin - Ketua Komite Penghapusan Bahan Bakar Bertimbal (KPBB)

Ahmad Safrudin sebagai Ketua Komite Penghapusan Bahan Bakar Bertimbal (KPBB) juga menjelaskan terkait strategi menciptakan kualitas udara Indonesia khususnya Jabodetabek agar lebih baik dapat dari sektor transportasi terlebih dahulu.

“Cara pertama kita dapat meningkatkan kualitas BBM kita agar lebih baik, seperti saat ini sudah 1 yang dihapus namun masih terdapat 3 lagi yang juga perlu dihapus. Selain itu, pemerintah harus merestrukturisasi harga BBM sehingga masyarakat dapat menerima atau merasa pantas dengan BBM yang berkualitas dengan harga yang telah direstrukturisasi” ujarnya.

red
Tulus Abadi - Pengurus Harian YLKI

Tulus Abadi sebagai Pengurus Harian YLKI juga menjelaskan peningkatan infrastruktur dan perubahan kebiasaan masyarakat Indonesia dalam penggunaan kendaraan pribadi menjadi penggunaan transportasi umum.

“Perlu adanya peningkatan pada infrastruktur dan sistematis dari transportasi umum agar dapat mendorong masyarakat secara perlahan untuk meninggal atau mengurangi kendaraan umum dan digantikan dengan kebutuhan massal sehingga bisa menekan tingginya emisi.” ujar Tulus.

“Tentu juga perlu didorong dalam penggunaan bahan bakar harus kompatibel dengan aspek lingkungan sehingga dapat sinergis untuk mengurangi emisi polusi yang ada di kota-kota besar di Indonesia maupun secara keseluruhan” tambahnya.

Untuk melihat selengkapnya Anda dapat melihat di Youtube Berita KBR atau klik link disini!

Baca juga: Standar Kesejahteraan Hewan Rendah, Risiko Zoonisis Mengancam Konsumen - kbr.id

Komentar

KBR percaya pembaca situs ini adalah orang-orang yang cerdas dan terpelajar. Karena itu mari kita gunakan kata-kata yang santun di dalam kolom komentar ini. Kalimat yang sopan, menjauhi prasangka SARA (suku, agama, ras dan antargolongan), pasti akan lebih didengar. Yuk, kita praktikkan!