RAGAM

Standar Kesejahteraan Hewan Rendah, Risiko Zoonisis Mengancam Konsumen

Penyakit zoonosis pada hewan jadi ancaman kesejahteraan hewan ternak dan kesehatan konsumen. Lalu, bagaimana tahapan untuk mengurangi risiko zoonosis?

AUTHOR / Daryl Arshaq Isbani

Acara Media Briefing dalam Memperingati Hari Zoonosis Sedunia yang diselenggarakan oleh YLKI pada Ju

KBR, JakartaYayasan Lembaga Konsumen Indonesia (YLKI) mendesak agar perhatian diberikan pada kesejahteraan hewan ternak sebagai upaya yang krusial dalam mencegah zoonosis.

Hal itu diungkapkan melalui media briefing dalam memperingati Hari Zoonosis Sedunia pada Jumat, 14 Juli 2023. Media briefing ini mengundang Konsultan Pakar dan Assesor Bidang Kesejahteraan Hewan, Drh.R.D.Wiwiek Bagja, sebagai narasumber utama.

YLKI mengungkapkan kekhawatirannya terhadap hubungan antara standard kesejahteraan hewan ternak yang rendah dengan peningkatan risiko zoonosis yang tentunya menjadi ancaman kesehatan konsumen.

Zoonosis, yang dikenal sebagai penyakit menular dari hewan ke manusia, merupakan ancaman serius bagi kesehatan masyarakat global. Penyakit-penyakit seperti flu burung, virus Nipah, SARS-CoV-2 (penyebab COVID-19), dan banyak lainnya telah menunjukkan potensi yang mengerikan untuk menyebar dari hewan ke manusia.

Standard kesejahteraan hewan ternak yang rendah, termasuk praktek-praktek intensif dan pencegahan yang tidak memadai terhadap penyakit, dapat memberikan lingkungan yang ideal bagi perkembangan dan penyebaran penyakit zoonosis.

Sri Wahyuni selaku Sekretaris YLKI mengungkapkan bahwa “Zoonosis akan mempengaruhi sistem pangan kita yang sudah rentan, hampir 80% asupan protein berasal dari hewan, oleh karena itu kita harus mendorong upaya penerapan standard kesejahteraan hewan yang tinggi untuk dapat mencegah timbulnya zoonosis tersebut”.

"Kesejahteraan hewan ternak yang buruk dapat menciptakan lingkungan yang rentan terhadap penyakit menular," ucap Wiwiek.

"Praktek-praktek intensif, penggunaan antibiotik secara berlebihan, dan kondisi hidup yang tidak memadai pada hewan ternak dapat menyebabkan penyebaran penyakit dan mutasi yang berbahaya yang menimbulkan potensi bencana baru yaitu Bakteri Kebal Antibiotik,” tambahnya.

Dalam rangka mengatasi risiko zoonosis, YLKI menekankan pentingnya penerapan standard kesejahteraan hewan ternak yang tinggi termasuk yang tercantum dalam PP No 95/2012 Tentang Kesehatan Veteriner dan Kesejahteraan Hewan.

Adapun langkah-langkah yang dianjurkan seperti meningkatkan persyaratan kandang dan kondisi hidup hewan ternak dan membatasi penggunaan antibiotik pada hewan ternak dan mengadopsi praktik pengobatan yang bertanggung jawab.

Selain itu, memastikan kebersihan dan keamanan dalam rantai pasokan pangan, termasuk pengolahan yang tepat dan pemantauan penyakit yang efektif serta mendorong praktik peternakan berkelanjutan yang mempromosikan keseimbangan ekologi dan kesehatan hewan ternak. Pelaku usaha bidang pangan dan produsen daging serta bahan pangan hewani memiliki peran penting dalam mengambil langkah-langkah untuk meningkatkan standar kesejahteraan hewan ternak.

Adopsi praktik yang lebih baik, seperti memberikan lingkungan hidup yang sehat, mengurangi stres, memberikan akses ke air bersih dan pakan berkualitas, serta mengurangi penggunaan antibiotik secara berlebihan, dapat membantu memperbaiki kondisi kesejahteraan hewan dan mengurangi risiko zoonosis.

Selain itu, pemerintah juga harus terlibat aktif dalam mendukung peningkatan standar kesejahteraan hewan ternak melalui pengawasan, regulasi, dan penyuluhan kepada peternak.

Pemantauan yang ketat terhadap praktik pemeliharaan hewan dan penegakan hukum yang tegas terhadap praktik yang melanggar standar kesejahteraan hewan ternak perlu dilakukan untuk melindungi masyarakat dari risiko zoonosis.

“Meningkatkan standar kesejahteraan hewan ternak adalah investasi jangka panjang dalam kesehatan manusia dan lingkungan. Dengan adopsi praktik yang lebih baik dalam industri pertanian, kita dapat mengurangi risiko penularan penyakit zoonosis dan melindungi konsumen secara keseluruhan,” ungkap Sri Wahyuni.

YLKI juga mendorong pemerintah, industri peternakan, dan masyarakat untuk bekerja sama dalam melindungi kesehatan manusia dan mengurangi risiko zoonosis. Langkah-langkah pencegahan yang proaktif dan tanggung jawab terhadap kesejahteraan hewan ternak dapat membantu mengurangi ancaman yang dihadapi oleh masyarakat global.

“Kami akan terus berkomitmen untuk terus mengadvokasi standard kesejahteraan hewan ternak yang tinggi dan bekerja sama dengan berbagai pemangku kepentingan untuk mencapai tujuan bersama dalam meminimalkan risiko zoonosis” pungkas Sri Wahyuni.

Baca juga: Setengah Abad YLKI, Menuju Paradigma Baru dalam Perlindungan Konsumen - kbr.id

Komentar

KBR percaya pembaca situs ini adalah orang-orang yang cerdas dan terpelajar. Karena itu mari kita gunakan kata-kata yang santun di dalam kolom komentar ini. Kalimat yang sopan, menjauhi prasangka SARA (suku, agama, ras dan antargolongan), pasti akan lebih didengar. Yuk, kita praktikkan!