INDONESIA

Menyambut Dingin dengan Wedang Ronde

Tak ada bakso, wedang pun jadi.

AUTHOR / Aika Augustine

Menyambut Dingin dengan Wedang Ronde
Cina, Wedang Ronde, musim dingin, Aika Augustine

Winter Solstice Festival atau Dong Zhi Festival adalah salah satu perayaan paling penting bagi masyarakat Tionghoa di seluruh dunia. Di saat itulah, bumi diyakini tengah berada di titik paling jauh dari matahari, sehingga siang menjadi sangat pendek. Perayaan ini jatuh setiap tanggal 21 atau 22 Desember, sejak zaman Dinasti Han (206 SM – 220).

Kata Dong Zhi juga punya arti khusus. Karakter pertama Dong berarti ‘musim dingin’, sedangkan karakter kedua memilki arti ‘kedatangan’. Jika digabung, artinya kedatangan musim dingin.

Di masa lampau, musim dingin sangat teramat dingin dan banyak orang mati kedinginan. Karena itulah petani akan berhenti bertani dan merayakan panen dengan pulang ke keluarga mereka. Sebuah pesta pun dipersiapkan untuk menandai peristiwa tersebut yaitu berkumpul dengan sanak keluarga sambil menikmati Tang Yuan atau sup manis yang terbuat dari beras ketan berbentuk bola-bola kecil (orang Indonesia menyebutnya dengan wedang ronde).

Mengapa dengan Tang Yuan?

Sup onde manis hangat itu dipercaya sebagai simbol persatuan dan keharmonisan keluarga. Tang sendiri dalam bahasa Mandarin berarti bersatu kembali, dan Yuan berarti lengkap. Konon setelah menyantap Tang Yuan, niscaya umur kita akan bertambah.

Caranya begini. Tinggal tambahkan satu onde dengan umur Anda sekarang. Misalnya jika saat ini Anda berumur 30 tahun maka Anda harus menyantap 31 satu butir onde. 

Masyarakat Tionghoa percaya bahwa sehari setelah perayaan Dong Zhi, matahari berangsur-angsur mendekat dan siang hari akan kembali panjang. Dalam filosofi Cina, ini pertanda baik karena energi positif mulai mengalir dan kejahatan serta penderitaan akan berkurang. (festivalpig.com, chineseculture.about.com)



Komentar

KBR percaya pembaca situs ini adalah orang-orang yang cerdas dan terpelajar. Karena itu mari kita gunakan kata-kata yang santun di dalam kolom komentar ini. Kalimat yang sopan, menjauhi prasangka SARA (suku, agama, ras dan antargolongan), pasti akan lebih didengar. Yuk, kita praktikkan!