indeks
KWI Bicara Makna Natal 2024

Sekretaris Eksekutif dan Direktur KWI, Paulus Christian Siswantoko mengatakan, hal itu sejalan dengan nilai iman dari tema natal Kembali ke Betlehem.

Penulis: Heru Haetami

Editor: Resky Novianto

Google News
antara
Ilustrasi Ibadah Natal di Gereja Katedral Jakarta. Foto: ANTARA

KBR, Jakarta- Konferensi Waligereja Indonesia (KWI) berharap Natal 2024 menjadi momentum mewujudkan perdamaian antar umat beragama.

Sekretaris Eksekutif dan Direktur KWI, Paulus Christian Siswantoko mengatakan, hal itu sejalan dengan nilai iman dari tema natal Kembali ke Betlehem.

"Tapi juga membuka hati untuk saudara-saudari kita yang berbeda agama, berbeda suku, berbeda golongan untuk bergandengan tangan. Untuk apa? Pertama, untuk membangun tata kehidupan bersama yang lebih harmonis, yang lebih serasi, yang lebih damai dan tentram." ujar Siswantoko kepada KBR, Selasa, (24/12/2024).

Siswantoko menambahkan, umat kristiani mengajak berjalan bersama untuk turut meringankan beban-beban yang sedang dihadapi oleh bangsa.

"Karena bangsa ini juga sedang menghadapi aneka persoalan, misalnya soal budaya kekerasan yang masih merajalela di mana-mana, kemudian perdagangan manusia, kerusakan alam, kemiskinan, dan sebagainya. Dan dari situ kami menyadari bahwa berjalan bersama itu merupakan kekuatan yang luar biasa untuk menghadapi aneka persoalan." katanya.

"Karena kita yang berbeda-beda tidak terpecah-pecah, tapi kita yang berbeda-beda atas nama kasih, atas nama solidaritas, atas nama bela rasa, atas nama kemanusiaan, duduk bersama, berjalan bersama, saling menyumbangkan tenaga, pikiran, hati, apapun, atau memberdayakan berbagai potensi yang kita miliki masing-masing untuk menghadapi masalah-masalah kemanusiaan, masalah-masalah alam yang memang masih menjadi persoalan saat ini." imbuhnya.

Baca juga:

Momen Natal 2024, Setara: Kebebasan Beragama Memburuk, Negara Berperan

KWI
natal
2024

Berita Terkait


Komentar

KBR percaya pembaca situs ini adalah orang-orang yang cerdas dan terpelajar. Karena itu mari kita gunakan kata-kata yang santun di dalam kolom komentar ini. Kalimat yang sopan, menjauhi prasangka SARA (suku, agama, ras dan antargolongan), pasti akan lebih didengar. Yuk, kita praktikkan!

Loading...