NASIONAL

Wamenkes: DBD Masih Jadi Masalah Serius Kesehatan

Tingkat fatalitas atau kasus kematian akibat DBD tahun lalu mencapai 86 persen.

AUTHOR / Muhammad Rifandi Fahrezi

DBD
Kader Jumatik memeriksa jentik nyamuk di Lakarsantri, Surabaya, Jawa Timur. (Foto: ANTARA/Dok)

KBR, Jakarta - Pemerintah menyatakan demam berdarah dengue (DBD) masih menjadi masalah serius kesehatan masyarakat.

Menurut Wakil Menteri Kesehatan Dante Saksono Harbuwono, tingkat fatalitas atau kasus kematian akibat DBD tahun lalu mencapai 86 persen. Untuk itu, Kemenkes akan melakukan beberapa program guna menekan angka kasus DBD.

“Pemerintah secara terintegrasi bersama organisasi sosial, bersama seluruh elemen masyarakat melakukan berbagai macam program untuk mengatasi masalah dengue ini. Termasuk di dalamnya melakukan gerakan satu rumah satu juru pemantau jentik (Jumantik),” kata Dante sambutannya di acara Dukung Gerakan Melawan Demam Berdarah melalui daring, Jumat (8/9/2023).

Wamenkes menambahkan, Program Juru Pemantau Jentik (Jumantik) merupakan gerakan masyarakat yang mengikutsertakan masyarakat, oleh masyarakat dan untuk masyarakat.

Wamenkes juga mendorong akademisi berinovasi menciptakan vaksin DBD.

Baca juga:

- DBD Marak di Banyuwangi, 4 Warga Meninggal

- Status KLB DBD di Asmat, Papua

Diketahui, saat ini ada dua vaksin DBD yang sudah beredar umum, yaitu vaksin DENGVAXIA untuk anak usia 9 hingga 16 tahun; dan vaksin QDENGA untuk usia 6 hingga 45 tahun.

Editor: Fadli

Komentar

KBR percaya pembaca situs ini adalah orang-orang yang cerdas dan terpelajar. Karena itu mari kita gunakan kata-kata yang santun di dalam kolom komentar ini. Kalimat yang sopan, menjauhi prasangka SARA (suku, agama, ras dan antargolongan), pasti akan lebih didengar. Yuk, kita praktikkan!