BERITA

Vaksin Booster Nakes, Gubernur Jabar Targetkan Tuntas Akhir September

"Jumlah nakes yang sudah diberikan (vaksin) booster itu sekitar 102 ribu dari total 180 ribu. Sekitar hampir 60 persen."

AUTHOR / Arie Nugraha

Vaksinasi Covid-19 untuk pelajar.
Ilustrasi: Vaksin booster COVID-19 dosis ketiga di RSUD Doris Sylvanus, Palangkaraya, Kalimantan Tengah, Jumat (6/8/2021).(Antara/Makna Zaezar)

KBR, Bandung- Gubernur Jawa Barat Ridwan Kamil menargetkan pada akhir bulan September 2021 ini seluruh tenaga kesehatan (nakes)  telah menerima vaksin penguat atau booster COVID-19. Kata dia, saat ini baru 60 persen nakes di Jawa Barat yang telah menerima vaksin booster COVID-19.

"Jumlah nakes yang sudah diberikan (vaksin) booster itu sekitar 102 ribu dari total 180 ribu. Sekitar hampir 60 persen dan diharapkan akhir September 100 persen booster nakes itu sudah terlaksanakan," ujar Ridwan Kamil dicuplik dari media sosial Pemprov, Bandung, Senin (20/09).

Berdasarkan laman resmi Pemerintah Jawa Barat,  vaksin booster atau vaksin ketiga untuk nakes menggunakan vaksin Moderna dari Amerika Serikat.

Maladministrasi Vaksin Booster

Ombudsman Republik Indonesia (ORI) menilai ada dugaan maladministrasi ketika pejabat publik dengan sengaja menerima suntikan vaksin Covid-19 dosis ketiga.

Menurut Anggota Ombudsman Indraza Marzuki, dosis ketiga untuk saat ini hanya diperuntukkan bagi tenaga kesehatan sesuai ketentuan Kementerian Kesehatan.

Sehingga jika diberikan kepada pejabat publik, dia menganggap tidak pantas secara etika, dan melukai rasa keadilan.

"Iya, ini adalah salah satu bentuk maladministrasi. Bagaimana kan salah satunya kan maladministrasi bukan hanya kesalahan, kelalaian, tapi juga melanggar prosedur. Nah, apalagi dengan tadi disebutkan bahwa ini ada kesengajaan, diam-diam apalagi, maka itu dianggap satu maladministrasi," kata Indraza kepada KBR melalui sambungan telepon, Rabu malam, (25/8/2021).

Baca juga: Jokowi Perintahkan Daerah Habiskan Stok Vaksin Covid-19

Indraza Marzuki menambahkan, Ombudsman menerima laporan adanya penyuntikan dosis ketiga terhadap selain tenaga kesehatan. Namun kasusnya bukan disengaja, melainkan untuk menghabiskan stok yang tidak terpakai daripada terbuang.

Editor: Rony Sitanggang

Komentar

KBR percaya pembaca situs ini adalah orang-orang yang cerdas dan terpelajar. Karena itu mari kita gunakan kata-kata yang santun di dalam kolom komentar ini. Kalimat yang sopan, menjauhi prasangka SARA (suku, agama, ras dan antargolongan), pasti akan lebih didengar. Yuk, kita praktikkan!