BERITA

Tawuran Antar Desa di Buton, 600 Warga Terpaksa Mengungsi

Ratusan warga yang rumahnya terbakar dalam tawuran terpaksa mengungsi ke desa lain. Para pengungsi terdiri dari anak-anak, ibu-ibu, dan lansia.

AUTHOR / Adi Ahdiat

Tawuran Antar Desa di Buton, 600 Warga Terpaksa Mengungsi
Puluhan rumah dibakar dalam keributan antar pemuda dari Desa Gunung Jaya dan Desa Sampuabalo, Buton, Sulawesi Tenggara, Rabu (5/6/2019). Akibat dari kejadian tersebut ratusan warga terpaksa mengungsi di Desa Laburunci, Buton. (Foto: ANTARA/Emil/Jjn/hp)

KBR, Buton - Di hari pertama Idulfitri, Rabu (5/6/2019), terjadi tawuran antar pemuda dari Desa Sampuabalo dan Desa Gunung Jaya, Kab. Buton, Sulawesi Tenggara.

Keributan itu menyebabkan dua orang meninggal, puluhan orang luka-luka, dan sekitar 87 unit rumah di kedua desa hangus terbakar.

Menurut Kepala Bagian Umum dan Protokoler Pemkab Buton, Ramli Adia, kerusuhan ini juga membuat sekitar 600 warga dari kedua desa terpaksa mengungsi.

“Kalau jumlah Kepala Keluarganya (KK) saya belum bisa pastikan. Tapi kalau yang dievakuasi dari jam 9 malam sampai jam 8 pagi saat hari kejadian itu sebanyak 600-an orang, karena saya sendiri yang evakuasi," kata Ramli, seperti dikutip dari Antara (7/9/2016).

Ramli menyebut, kini para pengungsi ditampung di kantor desa dan kecamatan lain.

"Kalau yang mengungsi secara resmi itu dipusatkan di Pasarwajo. Tapi saya dengar yang terakhir ada juga yang mengungsi di tempat lain yang kami tidak tahu. Mungkin mereka mengungsi sendiri menginap di rumah keluarganya," katanya.

Para pengungsi adalah warga yang rumahnya terbakar dalam kerusuhan. Mereka terdiri dari anak-anak, ibu-ibu, dan lansia.

Menurut Ramli, Pemkab Buton telah menyalurkan bantuan berupa pakaian dan makanan untuk pengungsi. Pihak berwenang setempat juga sudah melakukan pengamanan dan upaya rekonsiliasi terhadap dua pihak yang bertikai.

“Kemarin Kapolda dan Danrem bersama Bupati Buton sudah melakukan mediasi antara dua kubu. Jadi masih dalam proses," jelasnya.

Menurut hasil penyelidikan awal, tawuran desa ini berawal dari aksi konvoi malam takbiran yang digelar kelompok pemuda Desa Sampuabalo.

Aksi konvoi tersebut kemudian menyinggung kelompok pemuda lain dari Desa Gunung Jaya, hingga berujung pada bentrokan.


Gubernur Sultra Janji Bangun Kembali Rumah Warga Korban

Gubernur Sulawesi Tenggara (Sultra), Ali Mazi, berjanji akan membangun kembali rumah-rumah warga yang terbakar dalam tawuran.

"Kami akan mengirim tim, membangun kembali rumah yang rusak. Kami kebetulan ada bantuan untuk pembangunan rumah di desa-desa," jelas Ali Mazi, seperti dikutip Antara (7/6/2019).

"Warga tidak perlu ragu dan khawatir yang tidak ada tempat tinggal. Saya sebagai gubernur bertanggung jawab akan segera merealisasikan pembangunan rumah-rumah yang sudah terbakar," tegasnya.

Plt Kadis Kominfo Sultra, Saefullah, menyebut Gubernur Ali Mazi telah mengerahkan Dinas Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR), Dinas Sosial (Dinsos), Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB), dan TNI-Polri untuk mendata secara pasti jumlah rumah yang terbakar akibat bentrokan.

(Sumber: ANTARA)

Editor: Citra Dyah Prastuti 

Komentar

KBR percaya pembaca situs ini adalah orang-orang yang cerdas dan terpelajar. Karena itu mari kita gunakan kata-kata yang santun di dalam kolom komentar ini. Kalimat yang sopan, menjauhi prasangka SARA (suku, agama, ras dan antargolongan), pasti akan lebih didengar. Yuk, kita praktikkan!