NUSANTARA

Tak Ada Peningkatan Pasien Anak Cuci Darah di Bandung

Ahmedz menerangkan RSUP Hasan Sadikin menerima kasus ginjal akut atau kronik antara 10 hingga 15 kasus baru.

AUTHOR / Arie Nugraha

EDITOR / R. Fadli

ginjal
pasien anak ginjal akut di PICU RSUD Zainal Abidin Banda Aceh, Jumat, (21/10/2022) (FOTO: ANTARA)

KBR, Bandung - Rumah Sakit Umum Pemerintah (RSUP) Hasan Sadikin, Bandung, Jawa Barat menjelaskan, jumlah pasien anak yang menjalani cuci darah tidak mengalami peningkatan.

Menurut staf divisi nefrologi KSM Ilmu Kesehatan Anak RSUP Hasan Sadikin, Ahmedz Widiasta, jumlah kasus anak dengan ginjal kronik dengan cuci darah rutin masih tetap di angka 10 hingga 20 anak per bulan.

"Dan beberapa dari pasien-pasien tersebut telah kami rujuk ke rumah sakit daerah terdekat, untuk menjalani cuci darah tersebut. Dan beberapa dari anak-anak tersebut juga sudah diubah menjadi cuci darah yang melalui perut tadi sehingga bisa dilakukan dirumah," ujar Ahmedz di RSUP Hasan Sadikin, Bandung, Rabu (31/7/2024).

Ahmedz mengatakan dengan adanya perawatan medis cuci darah di rumah oleh pasien, maka mereka hanya perlu mendatangi rumah sakit rujukan setempat sekali dalam sebulan.

Ahmedz menerangkan RSUP Hasan Sadikin menerima kasus ginjal akut atau kronik antara 10 hingga 15 kasus baru.

Sementara itu, pasien yang berobat ke klinik non-hemodialisa mencapai 20 hingga 25 pasien dan di klinik cuci darah 5 orang.

"Ada juga anak yang mengalami gangguan ginjal karena autoimun. Namun, dengan diobati secara benar maka dapat pulih dan tidak selamanya menjalani cuci darah. Kami tidak tahu penyebabnya, banyak faktor," kata Ahmedz.

Agar tidak bertambahnya pasien anak menjalani cuci darah, Ahmedz mengimbau orang tua untuk memberikan menu gizi seimbang untuk anak.

Selain itu anak-anak harus bergerak dan bersosialisasi, mengontrol tekanan darah serta penggunaan garam yang dibatasi.

"Monitoring gula darah sejak anak-anak, air cukup dan monitoring fungsi ginjal," ungkap Ahmedz.

Sebelumnya, dilansir dari laman KBR Media, Pengurus Pusat Ikatan Dokter Anak Indonesia (PP IDAI) mengeklaim tidak ada laporan kenaikan kasus gagal ginjal anak di tanah air.

Pernyataan ini disampaikan Ketua IDAI Piprim Basarah Yanuarso, menanggapi ramainya kabar di media sosial terkait banyaknya anak-anak menjalani cuci darah di Rumah Sakit Cipto Mangunkusumo, Jakarta. IDAI mencatat, ada sekitar 60 pasien yang menjalani terapi cuci darah di RSCM.

"Tidak dilaporkan lonjakan kasus gagal ginjal signifikan sebagaimana tahun lalu dimana ada kasus EG/DEG. Jadi sebetulnya kasus cuci darah pada anak ini, sudah biasa dilakukan dan sudah sering terjadi (di RSCM)," ujar Piprim dalam keterangan yang diterima KBR Media, Kamis (26/7/2024).

Ketua IDAI Piprim Basarah Yanuarso menyebut anak-anak yang menjalani cuci darah di RSCM, kebanyakan adalah kasus gagal ginjal bawaan lahir atau kelainan kongenital pada ginjal dan saluran kemih. Ia menegaskan tidak semua kasus dilatarbelakangi gaya hidup tidak sehat.

Baca juga:

Ramai Anak Terapi Cuci Darah. Apa Kabar Cukai Minuman Berpemanis?

DPR Bentuk Panja Kandungan GGL di Produk Pangan

Viral Banyak Anak Cuci Darah di RSCM, IDAI: Tak Ada Lonjakan Kasus

Komentar

KBR percaya pembaca situs ini adalah orang-orang yang cerdas dan terpelajar. Karena itu mari kita gunakan kata-kata yang santun di dalam kolom komentar ini. Kalimat yang sopan, menjauhi prasangka SARA (suku, agama, ras dan antargolongan), pasti akan lebih didengar. Yuk, kita praktikkan!