NUSANTARA

Ratusan Warga DIY Alami ISPA Akibat Abu Gunung Kelud

Dinas Kesehatan Yogyakarta mencatat jumlah penderita Infeksi Saluran Pernapasan Akut (ISPA) melonjak hingga lebih dari 450 orang.

AUTHOR / Febriana

Ratusan Warga DIY Alami ISPA Akibat Abu Gunung Kelud
kelud, ispa, yogyakarta, kesehatan

KBR68H, Yogyakarta - Dinas Kesehatan Yogyakarta mencatat jumlah penderita Infeksi Saluran Pernapasan Akut (ISPA) melonjak hingga lebih dari 450 orang. Lonjakan terjadi pasca guyuran abu vulkanik Gunung Kelud di Kediri, Jawa Timur yang menerjang Yogyakarta.


Kabid Penanggulangan Penyakit dan Masalah Kesehatan (P2MK) Dinkes Yogyakarta, Daryanto Chadorie mengatakan, kota yang belum sepenuhnya bersih dari abu, serta cuaca panas dan berangin, memperparah kondisi tersebut. Dia menyebutkan pasien yang terdampak bisa mencapai sekitar 100 orang tiap harinya.

"ISPA ini berdasarkan catatan dari hujan abu vulkanik yang mulai tanggal 14 tercatat sebanyak 459 tapi hingga saat ini kondisinya terkendali tidak ada hal – hal yang sangat dikhawatirkan tentang status kesehatan masyarakat karena layanan kesehatan sudah siap semuanya," ujar Daryanto Chadorie (20/2).

Kabid Penanggulangan Penyakit dan Masalah Kesehatan (P2MK) Dinkes Yogyakarta, Daryanto Chadorie menambahkan, jumlah terbesar penderita ISPA terdapat di perkotaan. Hal ini disebabkan tingkat mobilitas warga di kota yang relatif lebih tinggi.


Selain ISPA, warga juga menderita penyakit iritasi mata, alergi kulit, serta sesak napas. Untuk menekan jumlah penderita, Dinas Kesehatan DIY akan tetap membagikan masker dan pengobatan gratis.

Selain itu Dinas kesehatan bakal menguji 250 sumur galian warga di sembilan lokasi. Hasil pengujian tersebut turut menentukan apakah status darurat bencana abu Gunung Kelud di DIY akan diperpanjang atau diakhiri.

Editor: Quinawaty Pasaribu

Komentar

KBR percaya pembaca situs ini adalah orang-orang yang cerdas dan terpelajar. Karena itu mari kita gunakan kata-kata yang santun di dalam kolom komentar ini. Kalimat yang sopan, menjauhi prasangka SARA (suku, agama, ras dan antargolongan), pasti akan lebih didengar. Yuk, kita praktikkan!