NUSANTARA

Polisi: Penembakan Ambulans di Puncak Jaya Salah Sasaran

KBR68H, Jayapura - Kepolisian Papua mengklaim penembakan mobil ambulans yang membawa tiga orang tim medis beberapa waktu lalu di sekitar Puncak Senyum dan Pilia, Puncak Jaya akibat salah sasaran.

AUTHOR / Katharina Lita

Polisi: Penembakan Ambulans di Puncak Jaya Salah Sasaran
ambulans, papua, penembakan, PMI

KBR68H, Jayapura - Kepolisian Papua mengklaim penembakan mobil ambulans yang membawa  tiga orang tim medis beberapa waktu lalu di sekitar Puncak Senyum dan Pilia, Puncak Jaya akibat salah sasaran.

Kapolda Papua, Tito Karnavian mengatakan, dalam penyelidikan sementara, pelaku penembakan  kemungkinan menduga mobil ambulans tersebut milik Kodim setempat, namun ternyata yang ditembak malah ambulans milik puskesmas. Polisi menduga pelaku penembakan adalah dari kelompok Puron Wenda.

“Kodim nih diintip sama mereka, setelah itu dari kantor Kodim keluarlah Ambulans ini, ternyata yang keluar adalah mobil Ambulans punya puskesmas, yang ngintip di sana, ini informasi yang kita terima dari jaringan, dikira itu yang keluar itu Ambulansnya kodim. Diinformasikanlah kepada kelompoknya si Puron bahwa Ambulans Kodim keluar ke arah Puncak Senyum sana, maka diberi. Ternyata orang lagi sakit betulan dan punya puskesmas. Informasi yang kita dengar, mereka itu kaget juga karena yang meninggal nih ternyata warga lokal Papua, karena yang mereka duga, Ambulansnya nih milik Kodim,” jelasnya.

Akhir Juli lalu, tiga petugas kesehatan yang berada di mobil ambulans ditembak dari ketinggian 20-30 meter diatas bukit dari Pos TNI Puncak Senyum. Akibatnya satu korban meninggal sementara dua lainnya masih dirawat di RSUD Jayapura. Polisi menduga penembakan yang dilakukan kelompok ini untuk membalas dendam atas dua orang anggotanya yang ditembak mati oleh anggota TNI dua minggu sebelumnya.

Editor: Suryawijayanti

Komentar

KBR percaya pembaca situs ini adalah orang-orang yang cerdas dan terpelajar. Karena itu mari kita gunakan kata-kata yang santun di dalam kolom komentar ini. Kalimat yang sopan, menjauhi prasangka SARA (suku, agama, ras dan antargolongan), pasti akan lebih didengar. Yuk, kita praktikkan!