NASIONAL

Petisi Bulaksumur Tuding Pemerintahan Presiden Joko Widodo Menyimpang

Menyampaikan keprihatinan mendalam atas tindakan menyimpang dari prinsip-prinsip moral demokrasi, kerakyatan, dan keadilan sosial.

AUTHOR / Resky Novianto

Petisi Bulaksumur
Guru Besar Ilmu Psikologi UGM, Koentjoro saat bacakan Petisi Bulaksumur (31/1/2024). (Foto: Screenshot Youtube UGM)

KBR, Jakarta - Sejumlah sivitas akademika Univesitas Gadjah Mada (UGM) Yogyakarta, termasuk guru-guru besar, melontarkan kritik terhadap pemerintahan Presiden Joko Widodo. Mereka beranggapan Jokowi telah melakukan tindakan-tindakan menyimpang di tengah proses penyelenggaraan negara Republik Indonesia.

Dalam "Petisi Bulaksumur" yang dibacakan oleh Guru Besar Ilmu Psikologi UGM, Koentjoro, mereka mengeklaim telah mengikuti perkembangan dan dinamika yang terjadi dalam perpolitikan nasional selama beberapa waktu belakangan.

Para sivitas akademika berbekal amalan nilai-nilai Pancasila dan jati diri UGM, menyampaikan keprihatinan mendalam atas tindakan menyimpang dari prinsip-prinsip moral demokrasi, kerakyatan, dan keadilan sosial oleh sejumlah penyelenggara negara di berbagai lini dan tingkatan.

Baca juga:

- Kampanye? Jokowi: Saya Sudah Diajak Bolak Balik

- Jokowi: Presiden Boleh Kampanye dan Memihak

Saat petisi dibacakan, turut mendampingi sejumlah guru besar lain di UGM dan juga unsur mahasiswa yang diwakili di antaranya oleh Ketua BEM KM Gielbran M. Noor. Petisi dibacakan dalam acara "Mimbar Akademik: Menjaga Kemurnian Demokrasi", dan disiarkan di kanal Youtube resmi Universitas Gadjah Mada, Rabu (31/1/2024).

Sejumlah penyimpangan disinggung dalam Petisi Bulaksumur. Antara lain, pelanggaran etik di Mahkamah Konstitusi (MK); keterlibatan aparat penegak hukum dalam proses demokrasi perwakilan yang sedang bergulir; serta pernyataan kontradiktif Presiden tentang keterlibatan pejabat publik dalam kampanye politik antara netralitas dan keberpihakan. Itu semua sebagai wujud penyimpangan dan ketidakpedulian akan prinsip demokrasi.

"Presiden Joko Widodo sebagai alumni, semestinya berpegang pada jati diri UGM, yang menjunjung tinggi nilai-nilai Pancasila dengan turut memperkuat demokratisasi agar berjalan sesuai standar moral yang tinggi dan dapat mencapai tujuan pembentukan pemerintahan yang sah (legitimate) demi melanjutkan estafet kepemimpinan untuk mewujudkan cita-cita luhur sebagaimana tertuang di dalam pembukaan Undang-Undang Dasar 1945," demikian petikan bunyi petisi.

Jokowi, lanjutnya, semestinya selalu mengingat janjinya sebagai alumni UGM yang berbunyi: "... bagi kami almamater ku berjanji setia. Ku penuhi dharma bhakti 'tuk Ibu Pertiwi. Di dalam persatuanmu jiwa seluruh bangsaku. Ku junjung kebudayaanmu kejayaan Nusantara ...".

Jokowi merupakan alumnus UGM dari Fakultas Kehutanan yang lulus pada 1985.

Editor: Fadli

Komentar

KBR percaya pembaca situs ini adalah orang-orang yang cerdas dan terpelajar. Karena itu mari kita gunakan kata-kata yang santun di dalam kolom komentar ini. Kalimat yang sopan, menjauhi prasangka SARA (suku, agama, ras dan antargolongan), pasti akan lebih didengar. Yuk, kita praktikkan!