NUSANTARA

Petani Apel Malang Desak Keran Impor Ditutup

Asosiasi Hortikultura Nasional (AHN) mendesak pemerintah berani membatasi impor Apel dari Australia, Cina dan Amerika Serikat. Desakan ini disampaikan asosiasi bersama para petani setelah harga apel Malang jatuh akibat membanjirnya komoditas apel impor di

AUTHOR / Irvan Imamsyah

Petani Apel Malang Desak Keran Impor Ditutup
apel, malang

KBR68H, Jakarta - Asosiasi Hortikultura Nasional (AHN) mendesak pemerintah berani membatasi impor Apel dari Australia, Cina dan Amerika Serikat. Desakan ini disampaikan asosiasi bersama para petani setelah harga apel Malang jatuh akibat membanjirnya komoditas apel impor di pasar-pasar Indonesia. 


Saat ini, apel Malang kualitas nomor satu hanya dihargai Rp 5.000 per kilogram, anjlok dari harga sebelumnya yang mencapai Rp 10.000 per kg. Sekjen Asosiasi Hortikultura Nasional Ramdansyah mengatakan puluhan ribu pekerja di perkebunan Apel juga akan menganggur jika petani apel terus merugi.


“Apel tak perlu di impor, kalau pun ada kelas-kelas premium. Karena kelas grade B dan C yang dikonsumsi masyarakat banyak itu sudah berlimpah dan banyak. Kalau datang ape-apel bagus dari Cina dan Australia, apel-apel bagus ini kan kalau suplainya banyak harganya jadi murah dan apel Malang juga jadi tertekan harganya," jelas Ramdansyah saat dihubungi KBR68H.


Sekjen Asosiasi Hortikultura Nasional Ramdansyah menambahkan, semester awal tahun ini Indonesia mengimpor 200 ribu ton lebih apel dari pelbagai negara. Volume apel impor naik empat kali lipat dibandingkan volume impor apel semester akhir tahun lalu yang hanya 66 ribu ton saja. 


Berdasarkan data yang berhasil dihimpun asosiasi, impor 37 jenis komoditas hortikultura terus meningkat pada tahun ini. Pada 2013, Indonesia mengimpor 230 ribu ton 37 produk hortikultura. Tahun ini, volume impor produk hortikultura meningkat menjadi 775 ribu ton. Jika kondisi semacam ini terus berlanjut, Ramdansyah yakin puluhan ribu petani dan pekerja perkebunan apel akan menganggur. 


Apalagi saat ini jumlah pohon apel terus berkurang akibat alih fungsi lahan perkebunan menjadi permukiman, perkantoran dan kawasan perhotelan. Pada 2010 jumlah pohon apel di Malang mencapai 2,19 juta batang, tapi kini hanya tersisa 1,4 juta batang pohon saja.


Editor: Antonius Eko 

Komentar

KBR percaya pembaca situs ini adalah orang-orang yang cerdas dan terpelajar. Karena itu mari kita gunakan kata-kata yang santun di dalam kolom komentar ini. Kalimat yang sopan, menjauhi prasangka SARA (suku, agama, ras dan antargolongan), pasti akan lebih didengar. Yuk, kita praktikkan!