NUSANTARA

Persiapan Pemindahan ASN ke IKN Nusantara 2024, Ada Pegawai Keberatan?

"Sampai hari ini tidak ada yang ke saya tidak mau dipindah, Justru ada ASN yang tidak masik dalam scenario pindah dia mengusulkan pindah."

AUTHOR / Hoirunnisa

IKN Nusantara
Foto udara proses pembangunan IKN Nusantara di Kalimantan Timur, Selasa (22/8/2023). (Foto: ANTARA/Risyal Hidayat)

KBR, Jakarta - Pemerintah mulai menyiapkan rumah hunian bagi aparatur sipil negara atau ASN, anggota TNI dan Polri yang akan pindah kerja ke Ibu Kota Negara Nusantara di Kalimantan Timur pada tahun depan.

Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi Abdullah Azwar Anas menyebut pada yaitu Juli 2024, sebanyak 1.800 ASN akan turut serta dalam gelombang pertama yang pindah ke IKN Nusantara.

“Targernya kan 2024, sekarang 47 tower untuk ASN sedang kami menunggu pemenanggalan. Berarti, ini akan segera berjalan dilapangan. Sampai hari ini tidak ada yang ke saya tidak mau dipindah, Justru ada ASN yang tidak masik dalam scenario pindah dia mengusulkan pindah,” kata Abdullah Azwar Anas di Istana, Selasa (13/6/2023).

Anas mengklaim minat ASN untuk pindah ke IKN Nusantara sangat besar. Karena itu, pemerintah akan menyeleksi ASN dengan kualitas terbaik yang akan dipindah di tahap awal.

Hingga April lalu, progres pembangunan hunian bagi ASN, TNI dan Polri di IKN Nusantara sudah mencapai sekitar 26 persen.

Menteri Perencanaan Pembangunan Nasional sekaligus Kepala Bappenas Suharso Monoarfa mengatakan ada sekitar 16.990 orang ASN, TNI, dan Polri akan pindah ke IKN. Jumlah tersebut sudah disesuaikan dengan perencanaan serta rencana bangunan dan tata letak (RBTL) yang telah disiapkan.

"Dengan adanya RBTL itu akan memudahkan di dalam pembangunan. Jadi land development-nya itu sudah ada dan nanti segera akan diterbitkan pedoman untuk detail plan yang menjadi kewenangan dari Otorita," kata Suharso usai rapat Presiden Joko Widodo dengan sejumlah Menteri Kabinet Indonesia Maju, membahas progres pembangunan hunian bagi para aparatur sipil negara (ASN), TNI, dan Polri di Ibu Kota Nusantara (IKN) (12/4/2023).

Mulai tahun depan hingga 2045 ada sekitar 100 ribu ASN akan pindah ke IKN Nusantara.

Pemindahan akan dilakukan secara bertahap. Mayoritas yang akan dipindah ke IKN di tahap awal adalah ASN berusia muda. Mereka dijanjikan fasilitas rumah dinas, tunjangan kemahalan, biaya pindah, dan fasilitas lain yang disesuaikan.

Baca juga:

Keberatan pindah

Namun, tidak semua ASN ingin pindah ke IKN Nusantara. Salah seorang ASN di salah satu kementerian keberatan jika harus dipindah tugaskan ke IKN. Ani, nama samaran ASN itu, perlu persiapan yang harus dipikirkan seperti karir pasangan hingga pendidikan anak di tempat asalnya.

"Jadi kalau misalnya dipindahkan ke IKN banyak yang kita pikirkan,apakah anak kita sekolahnya , bagaimana suami kita terjamin pekerjaannya disana. jadi gak bisa kalau dipindahkan tahun depan karena banyak persiapan," ujar Ani kepada KBR, Kamis (21/9/2023).

Berbeda dengan Ani, ASN lain bernama Zulah mengatakan siap jika akan ditempatkan dimana saja sesuai dengan peraturan penerimaan ASN.

"Sebagai seorang ASN harus siap ditempatkan dimana saja sesuai dengan persyaratan sebelum diterima ASN, yaitu harus siap ditempatkan dimana saja. Jadi jika ditempatkan ditempat yang jauh di harus menerima sebagai persyaratan menjadi ASN di Indonesia," ujar Zulah kepada KBR, Kamis (21/9/2023).

Pemerintah menyebut ASN harus siap sedia ditempatkan di mana saja, termasuk ke IKN Nusantara. Karena itu, jika ada ASN yang menolak ditugaskan di IKN Nusantara, maka ada sanksi menunggu. Sanksinya bisa disiplin ringan berupa teguran lisan, atau sanksi disiplin sedang berupa pemotongan tunjangan kinerja.

Sedangkan sanksi disiplin berat, jabatan ASN akan diturunkan setingkat lebih rendah selama satu tahun, pembebasan dari jabatan pelaksana juga selama setahun, hingga pemberhentian dengan hormat.

Baca juga:

Editor: Agus Luqman

Komentar

KBR percaya pembaca situs ini adalah orang-orang yang cerdas dan terpelajar. Karena itu mari kita gunakan kata-kata yang santun di dalam kolom komentar ini. Kalimat yang sopan, menjauhi prasangka SARA (suku, agama, ras dan antargolongan), pasti akan lebih didengar. Yuk, kita praktikkan!