NUSANTARA

Percepat Swasembada Kedelai, Pemkab Rembang Beri Insentif Petani

"Hanya kedelai yang belum berswasembada. Ini tentunya menjadi tantangan kami di tingkat kecamatan. "

AUTHOR / Musyafa

Swasembada kedelai
Panen kedelai. (Antara/Eric Ireng)

KBR, Rembang- Swasembada kedelai masih sulit tercapai di Kabupaten Rembang, Jawa Tengah, karena petani cenderung menanam kedelai ala kadarnya. Di wilayah Kecamatan Pamotan, sebagai daerah terluas tanaman kedelai se Kabupaten Rembang, saat ini ada 280an hektare.

Koordinator Balai Penyuluh Pertanian (BPP) Kecamatan Pamotan, Nuril Anwar menjelaskan untuk menarik para petani menanam kedelai, pemerintah mengucurkan sejumlah insentif bantuan. Tapi syaratnya mereka harus lebih serius.

“Ini menjadi satu kesatuan bantuan. Khusus pengendalian hama pengganggu, kita bekerja sama dengan provinsi Jawa Tengah, memakai obat organik. Penyemprotan berlangsung dari awal tanam, masa berkembang hingga jelang panen. Obat semprot gratis, “ tuturnya, Kamis (10/08).

Nuril Anwar optimis luas lahan kedelai kedepan akan semakin meningkat, karena angka permintaan pasar tergolong tinggi.

Baca juga:

- India Setop Ekspor, Bulog: Harga Beras Dunia Melonjak

- Ancaman El Nino, Pemkab Garut Asuransikan Ribuan Hektare Sawah

Koordinator Balai Penyuluh Pertanian (BPP) Kecamatan Pamotan, Kabupaten rembang,  Nuril Anwar mencontohkan semula tahun-tahun sebelumnya penanaman hanya terpusat di Desa Japerejo dan Ringin, tapi sekarang sudah menyebar di delapan desa.

“Pemerintah sudah mencanangkan swasembada padi, jagung dan kedelai. Hanya kedelai yang belum berswasembada. Ini tentunya menjadi tantangan kami di tingkat kecamatan. Untuk penjualan kedelai dari petani, sudah ada pihak yang siap menyerap,“ imbuh Nuril.

Saat ditanya tentang anggapan kualitas kedelai lokal masih kalah dengan kedelai impor dari Amerika Serikat, Nuril menyebut pihaknya terlebih dulu memberikan pemahaman kepada petani. Mulai dari perbaikan pengolahan lahan, penanaman benih, pemupukan hingga perawatan.

“Makanya kita ajak petani memperhatikan semua aspek, sehingga hasil produksi akan lebih baik dan berkualitas. Misal menanam bibit dengan cara ditaju, tidak hanya disebar saja,“ pungkasnya.

Editor: Rony Sitanggang

Komentar

KBR percaya pembaca situs ini adalah orang-orang yang cerdas dan terpelajar. Karena itu mari kita gunakan kata-kata yang santun di dalam kolom komentar ini. Kalimat yang sopan, menjauhi prasangka SARA (suku, agama, ras dan antargolongan), pasti akan lebih didengar. Yuk, kita praktikkan!