NASIONAL

Pemprov Jateng Terbitkan SE Kesiapsiagaan Ancaman Gempa dan Tsunami

ini sifatnya antisipasi untuk di daerah selatan seperti Kebumen

AUTHOR / Anindya Putri

EDITOR / Muthia Kusuma

gempa
Petugas BPBD Solo menyelamatkan siswa saat simulasi gempa bumi di Sekolah Dasar Negeri Kleco Solo, Jawa Tengah, Kamis (22/8/2024) (FOTO: ANTARA/Maulana Surya)

KBR, Semarang- Pemerintah Provinsi Jawa Tengah mengeluarkan surat edaran terkait kesiapsiagaan ancaman gempa dan tsunami di wilayah pantai selatan Jateng.

Sekretaris Daerah Jateng, Soemarno memastikan dirinya telah menandatangani SE dengan nomor 360.0/2094. SE itu untuk merespons informasi dari Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) terkait zona megathrust di Indonesia.

"Dari BMKG ada imbauan itu terkait gempa makanya kami buat surat edaran yang sudah saya tanda tangani untuk disebar ke kabupaten/kota. Untuk melakukan mitigasi, ini sifatnya antisipasi untuk di daerah selatan seperti Kebumen dan sekitarnya, karena apapun kita berdoa agar tidak terjadi dan tetap melakukan antisipasi," ungkap Soemarno, di Semarang, Senin (02/09/24).

Baca juga:

Sekretaris Daerah Jateng, Soemarno mengimbau masyarakat yang berada di wilayah Cilacap, Kebumen, Purworejo dan Wonogiri untuk waspada.

Selain itu, ia juga meminta kepada dinas terkait di wilayah rawan gempa tersebut melakukan mitigasi, antisipasi, sosialasi dan edukasi kepada masyarakat.

"Tolong cek semua alat seperti Early Warning System," tegasnya.

Lebih jauh Soemarno mengatakan, melalui surat edaran itu, Pemprov Jateng juga meminta instansi terkait meningkatkan koordinasi dengan BMKG, terutama soal informasi cuaca dan aktivitas seismik zona megathrust di wilayah masing-masing, serta pemantauan secara berkala, baik melalui website maupun media lainnya.

"Pantau terus informasi dari BMKG dan jangan mudah percaya berita bohong," pungkasnya.

Tidak hanya Jateng

Peneliti Pusat Riset Kebencanaan Geologi, Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN), Nuraini Rahma Hanifa mengungkap, berbagai potensi maksimal gempa yang bisa terjadi di 15 segmen megathrust yang ada di Indonesia.

"Ada 15 segmen megathrust yang membentang dari sepanjang pesisir barat Sumatera Selatan, Jawa, sampai selatan Bali, NTT, NTB, di Utara Sulawesi, dan Utara Papua. Memang kalau secara potensinya itu bisa magnitudo-nya sampai 9 ya," kata Rahma dikutip dari Kantor Berita ANTARA, Senin.

Rahma memaparkan berbagai potensi tersebut terdapat di segmen Aceh-Andaman dengan potensi 9,2 Magnitudo maksimum (Mmax), Nias-Simeulue 8,9 Mmax, Kepulauan Batu 8,2 Mmax, Mentawai-Siberut 8,7 Mmax, Mentawai-Pagai 8,9 Mmax, Enggano 8,8 Mmax, serta Selat Sunda-Banten 8,8 Mmax.

Kemudian, Jawa Barat 8,8 Mmax, Jawa Tengah-Timur 8,9 Mmax, Bali 9,0 Mmax, Nusa Tenggara Barat (NTB) 8,9 Mmax, Nusa Tenggara Timur 8,7 Mmax, Sulawesi Utara 8,5 Mmax, Filipina-Maluku 8,2 Mmax, Laut Banda Utara 7,9 Mmax, serta Laut Banda Selatan 7,4 Mmax.

Rahma mengatakan gempa megathrust memiliki ciri khusus yang siklusnya berulang. Kata dia, dari 15 segmen megathrust ini, pernah terjadi gempa megathrust di Aceh pada 2004, lalu di Pangandaran, Jawa Barat dan Pulau Nias, Sumatera Utara pada 2006, kemudian di Pacitan, Jawa Timur pada 1994 silam.

Adapun terkait risiko terbesar, kata Rahma, tidak hanya dipengaruhi dengan skala magnitudo terbesar, melainkan juga dipengaruhi dengan seberapa banyak penduduk yang terdapat dalam kawasan di segmen-segmen tersebut.

"Artinya, kalau kita mempertemukan skala gempa megathrust yang besar dengan penduduk yang paling padat, maka risikonya menjadi lebih tinggi di Pulau Jawa ini," ujarnya.

Rahma mendorong semua pihak bersama-sama memperkuat diri untuk bisa beradaptasi dan mengantisipasi fenomena gempa megathrust. Hal itu, kata dia, sebagai upaya mitigasi diri dari bencana besar, yang dapat menyelamatkan banyak nyawa manusia.

Komentar

KBR percaya pembaca situs ini adalah orang-orang yang cerdas dan terpelajar. Karena itu mari kita gunakan kata-kata yang santun di dalam kolom komentar ini. Kalimat yang sopan, menjauhi prasangka SARA (suku, agama, ras dan antargolongan), pasti akan lebih didengar. Yuk, kita praktikkan!