NUSANTARA

Loko Mak Itam Rusak, Absen dari Tour de Singkarak

Lokomotif buatan tahun 1865 ini masih tunggu dana perbaikan.

AUTHOR / Muhsin Piliang

Loko Mak Itam Rusak, Absen dari Tour de Singkarak
Lokomotif uap, Mak Itam, Sawahlunto

KBR, Sawahlunto – Icon Kota Sawahlunto, Lokomotif Uap seri E 10 60 buatan Hartmann Chemnitz Jerman tahun 1865 yang bernama “Mak Itam” dalam beberapa bulan terakhir tidak dapat beroperasi karena rusak. 


Saat ini sedang dilakukan pembongkaran menyeluruh. Juru bicara PT Wilayah Sumatera Barat Syafrial Romeo, mengatakan saat ini lokomotif uap tersebut dalam proses perbaikan oleh teknisi dari Ambarawa. Dari pemeriksaan awal ternyata Mak Itam rusak parah dan butuh perbaikan dengan dana yang cukup besar.


“Dari perkembangan waktu, Mak Itam yang kita datangkan dari Ambarawa melalui Pemko Sawahlunto beberapa bulan belakangan ini tidak berjalan lagi, disebabkan terlalu banyak suku cadang di Lok tersebut yang rusak, perkembangan tersebut maka diputuskanlah Mak Itam ini untuk dilakukan overhaul, pembongkaran menyeluruh”kata Romeo.


Saat ini PT KAI dan pemerintah Kota Sawahlunto sedang menunggu kucuran dana dari Pemerintah Pusat. Ini lantaran  Lok Uap tersebut berada dalam naungan bagian Heritage atau bagian purbakala pemerintah pusat. 


Kondisi itu membuat Lokomotif Uap Mak Itam tidak akan menghiasi pariwisata di kota Sawahlunto dan absen dalam menyambut acara  Internasional, Tour de Singkarak yang akan digelar Juni mendatang. 


Mak Itam di datangkan dari Ambarawa, Jawa Tengah ke Sawahlunto, Sumatera Barat pada akhir tahun 2008 melalui jalan darat dengan anggaran hampir setengah miliar rupiah. Lokomotif uap tersebut saat ini hanya berdiam dalam garasinya yang tua dan sudah hampir rubuh ditemani dengan gerbong yang sama tuanya.


Editor: Citra Dyah Prastuti 


Komentar

KBR percaya pembaca situs ini adalah orang-orang yang cerdas dan terpelajar. Karena itu mari kita gunakan kata-kata yang santun di dalam kolom komentar ini. Kalimat yang sopan, menjauhi prasangka SARA (suku, agama, ras dan antargolongan), pasti akan lebih didengar. Yuk, kita praktikkan!