BERITA

Keluarga Assegaf: Siapa Menjamin Kasus Intoleransi Tidak Terjadi di Daerah Lain

Para pelaku mengepung lokasi, melukai tiga orang dan merusak sejumlah kendaraan yang terparkir di lokasi kejadian.

AUTHOR / Yudha Satriawan

Keluarga Assegaf: Siapa Menjamin Kasus Intoleransi Tidak Terjadi di Daerah Lain
Tangkapan layar penyerangan terhadap acara keluarga Umar Assegaf oleh kelompok intoleran, Sabtu (08/08/20). (Medsos)

KBR, Solo- Korban pengeroyokan kelompok intoleran di Solo, yakni keluarga Assegaf, menginginkan adanya tindakan hukum tegas terhadap para pelaku. 

Juru bicara keluarga Assegaf, Memed berharap peristiwa intoleransi ini tidak terulang lagi di daerah manapun. 

Menurutnya, kasus intoleransi di Solo menjadi sorotan penegakan hukum di Indonesia. 

"Korban dari keluarga kami dirawat di rumah sakit menjalani observasi karena luka pengeroyokan. Ini masalah kita bersama. Ini masalah negeri. Kami bekerja maksimal dengan penegak hukum melawan intoleransi yang ada, melakukan langkah hukum yang maksimal, pressure maksimal, pressure sosial tindakan-tindakan antikemanusiaan dan intoleransi ini tidak boleh terulang di manapun. Kasus kami mungkin menjadi awal, rumah keluarga kami hanya menjadi awal kasus di Solo. Tetapi siapa menjamin kasus intoleransi ini tidak terjadi di daerah lain. Ini bukan masalah sempit, ini masalah luas," tegasnya, Senin (11 Agustus 2020).

Tiga Orang Terluka

Sebelumnya, pada Sabtu malam (08/08), terjadi perusakan, penyerangan, dan penganiayaan terhadap keluarga Umar Assegaf, di Mertodranan, Pasar Kliwon, Surakarta. 

Sekitar 100 orang yang menamakan diri Laskar Mojo, Kenteng, dan Mojolaban menyerang keluarga yang sedang menyelenggarakan kegiatan midodareni, atau doa sebelum pernikahan yang diikuti sekitar 20 orang.

Saat melakukan aksi kekerasan mereka meneriakkan kafir, Syiah bukan Islam, Syiah musuh Islam, dan sejumlah seruan kekerasan. 

Para pelaku mengepung lokasi, melukai tiga orang dan merusak sejumlah kendaraan yang terparkir di lokasi kejadian.

Dalam insiden tersebut, tiga orang mengalami luka pukul, luka lemparan benda tumpul, dan luka robek di bagian kepala. Ketiganya dirawat di rumah sakit. 

Dua Pelaku Ditangkap

Polisi telah menangkap dua pelaku dan masih memburu para pelaku lainnya yang belum tertangkap. Kapolresta Solo, Andy Rifai mengatakan polisi masih mengembangkan motif pelaku. 

Kata Andy, Polresta memberi waktu 2x24 jam terhadap pelaku lainnya untuk menyerahkan diri.

"Polresta Solo diback-up tim Polda Jawa Tengah dan Mabes Polri dalam waktu kurang dari 24 jam berhasil menangkap 2 pelaku yang diduga kuat melakukan aksi pengeroyokan dan perusakan di Solo. Kita sudah memeriksa 9 saksi mata kejadian itu," ujar Kapolresta Solo, Andy Rifai, Senin (10/08). 

Andy melanjutkan, "Kami kembangkan dan mengidentifikasi adanya para pelaku lainnya yang diduga ikut terlibat dalam aksi anarkis itu. Untuk para pelaku lainnya saya berikan waktu untuk menyerah baik-baik dan akan kami perlakukan baik-baik atau jika tak menyerah di batas waktu itu, kami akan gunakan penangkapan cara kami sendiri karena perbuatan mereka sudah jelas mencoreng kebhinekaan yang ada di negara ini."

Dua pelaku berasal dari Solo dan luar daerah. Saat ini keduanya masih diperiksa polisi untuk pengembangan kasus.

Belum diketahui motif penyerangan tersebut. Video yang berisi peristiwa penyerangan dan perusakan itu sempat viral di media sosial.

Editor: Sindu Dharmawan

 

Komentar

KBR percaya pembaca situs ini adalah orang-orang yang cerdas dan terpelajar. Karena itu mari kita gunakan kata-kata yang santun di dalam kolom komentar ini. Kalimat yang sopan, menjauhi prasangka SARA (suku, agama, ras dan antargolongan), pasti akan lebih didengar. Yuk, kita praktikkan!