NUSANTARA

Kelola Proyek, Gapeksindo Trenggalek Tuding Pemkab Nepotisme

Sejumlah organisasi jasa konstruksi di Trenggalek, Jawa Timur menuding pemerintah setempat tidak transparan dan menjalankan praktek nepotisme dalam mengelola proyek pembangunan.

AUTHOR / Adhar Muttaqin

Kelola Proyek, Gapeksindo Trenggalek Tuding Pemkab Nepotisme
Kelola Proyek, Gapeksindo Trenggalek, Nepotisme

KBR68H, Trenggalek  - Sejumlah organisasi jasa konstruksi di Trenggalek, Jawa Timur menuding pemerintah setempat tidak transparan dan menjalankan praktek nepotisme dalam mengelola proyek pembangunan.

Puluhan perwakilan pengusaha tersebut mengadukan kondisi itu ke Komisi I dan III DPRD Trenggalek. Sekretaris Gabungan Pengusaha konstruski indonesia (Gapeksindo) Trenggalek, Joko Bagus Suyoto mengatakan, pada tahun lalu proyek penunjukan langsung (PL) serta proyek pemilihan langsung (PML) hanya dikerjakan oleh orang-orang tertentu yang memiliki kedekatan khusus dengan pejabat pemerintah.

Dia mengklaim, Gapeksindo menemukan satu kontraktor yang mendapatkan pekerjaan penunjukan langsung hingga 50 paket.

"Salah satunya proses pembagian ataupun proses (penunjukan) proyek PL/PML, jangan sampai jatuh ke tangan orang yang tidak bertanggung jawab, dalam arti yang tidak memiliki legalitas hukum. Contohnya orang A yang tidak memiliki legaalitas hukum dapat (proyek) karena kedekatannya dengan SKPD atau dengan pejabat tertentu," katanya.

Sementara itu, sejumlah kepala dinas yang hadir dalam rapat dengar pendapat tersebut hanya menanggapi secara normatif atas sejumlah tudingan itu.

Kepala Dinas Pekerjaan Umum Permukiman dan Kebersihan, Mohamad Sholeh berjanji akan memperbaiki sejumlah kekurangan yang terjadi pada tahun 2012. Hal senada juga disampaikan oleh Kepala Dinas Kesehatan Trenggalek, Sugito Teguh. Menurut dia seluruh proses pengerjaan proyek telah sesuai dengan aturan yang berlaku.

Editor: Anto Sidharta

Komentar

KBR percaya pembaca situs ini adalah orang-orang yang cerdas dan terpelajar. Karena itu mari kita gunakan kata-kata yang santun di dalam kolom komentar ini. Kalimat yang sopan, menjauhi prasangka SARA (suku, agama, ras dan antargolongan), pasti akan lebih didengar. Yuk, kita praktikkan!