NUSANTARA

Jokowi: Pelaksanaan PRJ Belum Pasti Dipindah ke Monas

KBR68H,Jakarta - Gubernur DKI Jakarta Joko Widodo (Jokowi) belum dapat memastikan lokasi Pekan Raya Jakarta (PRJ) akan digelar di Monas atau tidak.

AUTHOR / Sasmito

Jokowi: Pelaksanaan PRJ Belum Pasti Dipindah ke Monas
joko widodo, Pekan Raya Jakarta, JIExpo, Monas

KBR68H,Jakarta - Gubernur DKI Jakarta Joko Widodo (Jokowi) belum dapat memastikan lokasi Pekan Raya Jakarta (PRJ) akan digelar di Monas atau tidak. Ia mengatakan pihaknya tidak begitu mempermasalahkan tempat pagelaran PRJ. Kata dia, yang terpenting adalah pelaksanaan PRJ dapat dinikmati oleh semua kalangan.

“Tahun depan sudah pasti di Monas ? Belum, bahwa yang mau kita angkat adalah roh kerakyatannya. Kalau tempatnya bisa di Monas, di Ancol, atau di Kemayoran. Untuk tempatnya bisa dimana saja.”ujar Jokowi di Balaikota Jakarta, Selasa (4/6).

Sementara itu, PT. JI Expo mengklaim penyelenggaran  Pekan Raya Jakarta akan tetap diselenggarakan seperti biasa di Kemayoran. Komisaris Utama JIExpo, Murdaya W. Poo mengatakan, pihaknya sudah membicarakan penyelenggaraan PRJ dengan wakil Gubernur DKI Jakarta, Basuki Cahaya Purnama. Kata dia, pihaknya akan siap merealisasikan usulan Pemprov DKI untuk melibatkan UKM dalam PRJ.

“Tadi ketemuannya Jakarta Fair berjalan seperti biasanya. Jadi detailnya seperti UKM sudah kita tamping semua. Kalau pindah ke Monas? Itu tidak dibicarakan. Tapi saya rasa Jakarta Fair akan tetap disitu.”ujar Murdaya di Balai Kota, kemarin.

Sebelumnya, Pemprov DKI Jakarta berencana memindahkan lokasi PRJ ke Monas. Selain pemindahan lokasi, konsep PRJ nantinya juga akan mengkombinasikan antara usaha kecil, menengah dan pameran produk berbasis budaya. Pemprov Jakarta berjanji penyelenggaraan PRJ kedepan tidak akan lagi menonjolkan sisi komersil dalam pameran terbesar se-Asia Tenggara itu.

Editor: Doddy Rosadi

Komentar

KBR percaya pembaca situs ini adalah orang-orang yang cerdas dan terpelajar. Karena itu mari kita gunakan kata-kata yang santun di dalam kolom komentar ini. Kalimat yang sopan, menjauhi prasangka SARA (suku, agama, ras dan antargolongan), pasti akan lebih didengar. Yuk, kita praktikkan!