NUSANTARA

Jokowi Optimistis Produksi Mobil Listrik di Kendal Capai 3 Juta Unit Per Tahun

Indonesia akan menjadi pemasok terbesar baterai maupun kendaraan listrik

AUTHOR / Astri Septiani

EDITOR / Muthia Kusuma

baterai
Presiden Joko Widodo saat peresmian pabrik baterai kendaraan listrik PT HLI Green Power di Karawang, Jawa Barat, Rabu (3/7/2024).(FOTO:ANTARA/Hafidz Mubarak)

KBR, Jakarta- Presiden Indonesia Joko Widodo optimistis kehadiran pabrik bahan anoda baterai litium mampu memacu produksi mobil listrik dalam negeri. Hal itu diungkap Jokowi saat meresmikan pabrik bahan anoda baterai litium PT Indonesia BTR New Energy Material di Kawasan Ekonomi Khusus, Kabupaten Kendal,  Provinsi Jawa Tengah. 

Dalam sambutannya, Jokowi menyebut rencana besar untuk membangun ekosistem mobil listrik yang kuat dan terintegrasi akan terealisasi secara bertahap.

"Saya sangat senang bahwa di PT BTR ini sudah bisa memproduksi 80 ribu ton material anoda pertahunnya. Yang ini kalau dijadikan ke mobil ini akan menjadi satu setengah juta mobil listrik. Sangat besar sekali. Apalagi kalau nanti ditambah dengan 80 ribu ton produksi di industri ini. Berarti akan menjadi 3 juta mobil listrik per tahunnya," kata Jokowi di Kabupaten Kendal, Jawa Tengah, Rabu (07/08/24).

Baca juga:

Presiden Jokowi menegaskan, kapasitas produksi itu merupakan jumlah yang sangat besar, sehingga Indonesia akan menjadi pemasok terbesar baterai maupun kendaraan listrik. Kepala negara mengakui sebagian bahan produksi anoda baterai masih impor. Namun ia yakin jika sudah terintegrasi, dan pabrik mampu produksi barang setengah jadi, maupun barang jadi, maka Indonesia akan menjadi pemasok kebutuhan baterai dan kendaraan listrik di rantai pasok global.

"Yang itu akan memberikan nilai tambah yang besar baik masalah rekrutmen tenaga kerja maupun terhadap pertumbuhan ekonomi kita," tambahnya.

Komentar

KBR percaya pembaca situs ini adalah orang-orang yang cerdas dan terpelajar. Karena itu mari kita gunakan kata-kata yang santun di dalam kolom komentar ini. Kalimat yang sopan, menjauhi prasangka SARA (suku, agama, ras dan antargolongan), pasti akan lebih didengar. Yuk, kita praktikkan!