NUSANTARA

Isu Megathrust Hantam Pariwisata Pantai DIY

Penurunan jumlah wisatawan hingga separuhnya ke kawasan pantai DIY berpengaruh negatif terhadap cuan Pendapatan Asli Daerah.

AUTHOR / Ken Fitriani

EDITOR / R. Fadli

Megathrust
Kepala Badan Promosi Pariwisata Daerah (BPPD) DIY, GKR Bendara. (Foto: KBR/Ken Fitriani)

KBR, Yogyakarta - Masifnya isu tentang gempa bumi lebih dari magnitudo 7 atau megathrust mengakibatkan jumlah wisatawan ke pantai-pantai di Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY) menjadi berkurang hingga separuhnya. Apalagi megathrust juga akan berdampak signifikan ke kawasan pantai DIY.

Kepala Badan Promosi Pariwisata Daerah (BPPD) DIY, GKR Bendara mengatakan, penurunan jumlah wisatawan hingga separuhnya ke kawasan pantai DIY berpengaruh negatif terhadap cuan Pendapatan Asli Daerah (PAD).

"Megathrust itu tidak akan terjadi besok gitu, tapi adalah besok mbuh kapan (tidak tahu kapan-red). Itu dampaknya sangat-sangat terasa. Teman-teman di Kulon Progo, di Congot, di Glagah itu mengatakan setiap kali ada isu megathrust mereka turun (wisatawannya) lebih dari lima puluh persen," katanya usai menjadi pembicara dalam Kegiatan Pengenalan Kampus (KPK) di Sekolah Tinggi Pariwisata Ambarrukmo (STIPRAM) Yogyakarta, Selasa (10/9/2024).

Menurut putri bungsu Sultan Hamengku Buwono X itu, persoalan isu megathrust jika dibiarkan akan berdampak buruk pada sektor-sektor lain seperti ekonomi. Sebab perputaran ekonomi akan terganggu apabila jumlah wisatawan di DIY mengalami penurunan.

"Megathrust itu akan selalu membayangi kita. Tapi kejadiannya bisa besok, 5 tahun, 10 tahun lagi, atau bahkan 20 tahun lagi tidak ada yang tahu," jelasnya.

Meski tak menampik adanya ancaman megathrust tersebut, GKR Bendara mengimbau agar masyarakat maupun pelaku wisata lebih baik tetap waspada, tapi jangan sampai takut berlebihan.

"Kita memang harus waspada, tetapi jangan sampai takut berlebihan ke pantai dan sebagainya. Salah-salah justru berdampak negatif pada sektor pariwisata," tandasnya.

GKR Bendara meyakini, BMKG sudah memiliki kesiapan dalam menghadapi potensi bencana, termasuk megathurst. Bahkan koordinasi dengan destinasi wisata di kawasan pantai pun terus dilakukan.

Oleh sebab itu, untuk meningkatkan kewaspadaan masyarakat, BPPD DIY berencana melakukan kampanye edukasi untuk meningkatkan kesadaran masyarakat tentang kesiapsiagaan bencana. Program ini sekaligus meyakinkan wisatawan bahwa Yogyakarta tetap aman untuk dikunjungi.

"BMKG sudah sangat siap. Teman-teman di daerah pantai dan sungai juga terkoneksi dengan BMKG. Bahkan jika ada air yang deras dari hujan, semua sudah diantisipasi. Yogyakarta sangat siap untuk bencana alam. Edukasi diharapkan dapat meyakinkan masyarakat bahwa megathrust ini tidak akan terjadi besok atau dalam waktu dekat," imbuhnya.

Sementara itu, Wakil Ketua I Bidang Akademi STIPRAM Yogyakarta, Amin Kiswantoro menambahkan, selain kewaspadaan masyarakat, kesiapan Sumber Daya Manusia (SDM) di sektor pariwisata dalam menghadapi potensi megathurst juga sangat dibutuhkan. Apalagi saat ini destinasi wisata di kawasan pantai di Yogyakarta sudah semakin menjamur.

"Saat ini banyak sekali destinasi baru wisata pantai, SDM pariwisata perlu disiapkan untuk mitigasi bencana selain segi sarana dan prasarananya agar tidak merugi bila ada isu-isu bencana alam," pungkasnya.

Baca juga:

BNPB: Jangan Takut Berlebihan dengan Isu Megathrust

Pemprov Jateng Terbitkan SE Kesiapsiagaan Ancaman Gempa dan Tsunami

Komentar

KBR percaya pembaca situs ini adalah orang-orang yang cerdas dan terpelajar. Karena itu mari kita gunakan kata-kata yang santun di dalam kolom komentar ini. Kalimat yang sopan, menjauhi prasangka SARA (suku, agama, ras dan antargolongan), pasti akan lebih didengar. Yuk, kita praktikkan!