NUSANTARA

Ikan Mati di Sungai Surabaya, Pelaku Industri Lecehkan Hukum

KBR68H, Surabaya - Lembaga Kajian Ekologi dan Konservasi Lahan Basah (Ecoton) menilai para pelaku industri telah melecehkan hukum dan pemerintah Jawa Timur dengan terjadinya kembali kejadian ikan mati di sungai Surabaya.

AUTHOR / Petrus Rizki

Ikan Mati di Sungai Surabaya, Pelaku Industri Lecehkan Hukum
ikan mati, sungai surabaya, limbah industri

KBR68H, Surabaya - Lembaga Kajian Ekologi dan Konservasi Lahan Basah (Ecoton) menilai para pelaku industri telah melecehkan hukum dan pemerintah Jawa Timur dengan terjadinya kembali kejadian ikan mati di sungai Surabaya. Direktur Eksekutif Ecoton Prigi Arisandi juga mencap pemerintah daerah tak pernah serius menangani persoalan lingkungan. Hal ini dibuktikan dengan masih leluasanya industri membuang limbah di sungai Surabaya.

“Kita melihat tahun ini kan, Gubernur itu punya program yang namanya pro environmental,program yang ke lima. Kemudian juga kita melihat bagaimana gesitnya, atau bagaimana program IPAL komunal, penertiban, patroli sungai, Gubernur membanggakan ini. Kalau di dalam RPJM dan di dalam Musrenbang kemarin itu dibangga-banggakan, kalau Kali Brantas dan Kali Surabaya itu sudah meningkat kualitasnya karena program Gubernur, tapi kenyataan ini kan menjadi corengan bagi Gubernur kalau memang ada pelecehan itu loh. Jadi kredibilitas Gubernur Jawa dilecehkan oleh industri di kali Surabaya, di wilayah kota Surabaya,”ujarnya.

Peristiwa ikan mati kembali terjadi di sungai Surabaya, tepatnya di kawasan gunungsari dan kebonsari, pada 13 November kemarin. Prigi menduga pelaku industri di sekitar Warugunung dan Gunungsari sengaja membuang limbah dalam volume besar. Ecoton mendesak ada tindakan tegas dari pemerintah menyikapi kejadian ini, karena dampak pencemaran ini tidak hanya merusak ekosistem sungai, tapi juga mengancam kesehatan warga kota Surabaya dan sekitarnya.

Editor: Doddy Rosadi

Komentar

KBR percaya pembaca situs ini adalah orang-orang yang cerdas dan terpelajar. Karena itu mari kita gunakan kata-kata yang santun di dalam kolom komentar ini. Kalimat yang sopan, menjauhi prasangka SARA (suku, agama, ras dan antargolongan), pasti akan lebih didengar. Yuk, kita praktikkan!