NUSANTARA

Hari Tari Sedunia: Ribuan Penari Manggung di Solo

KBR68H, Surakarta - Berbagai pusat perbelanjaan atau mall, Bandara Adi Soemarmo, dan sejumlah jalanan di kota Surakarta, Solo, Jawa Tengah akan menjadi panggung terbuka perayaan Hari Tari Dunia, 29 April mendatang.

AUTHOR / Yudha Satriawan

Hari Tari Sedunia: Ribuan Penari Manggung di Solo
hari, tari, sedunia

KBR68H, Surakarta - Berbagai pusat perbelanjaan atau mall, Bandara Adi Soemarmo,  dan sejumlah jalanan di kota Surakarta, Solo, Jawa Tengah akan menjadi panggung terbuka perayaan Hari Tari Dunia, 29 April mendatang.

Pelaksana perayaan Hari Tari Dunia kota Surakarta, Nanuk Rahayu mengatakan ada sekitar 1500 penari berbagai sanggar tari anak-anak akan tampil di lokasi tersebut. Dengan menari masyarakat Solo akan melestarikan semangat untuk mennari.

“Kita akan memakai 5 titik venue yaitu Solo Grand Mall, Mall Solo Square, Mall Solo Paragon, Bandara Adi Soemarmo, dan Jalan protokol Slamet Riyadi hingga Jalan jenderal Sudirman depan Balaikota Surakarta. Kami merangkul sanggar-sanggar tari terutama yang pesertanya masih anak-anak. Kita berharap Solo Menari ini, suara atau gemanya itu sudah diterima berbagai pihak atau kalangan..”

Pada 29 April pekan depan, kota Surakarta akan menggelar Solo menari 24 jam. Perayaan tersebut menginjak tahun ke 8. Tema yang diusung yaitu Dancing Out Loud, Suara tubuh membuka Hati.

Selain di kawasan kota, sekitar 2500 penari dari dalam dan luar negeri juga akan tampil di kampus Institut Seni Indonesia atau ISI Surakarta.

Selain menari kolosal, dalam perayaan ini juga akan ditampilkan 6 penari dari Singapura, Surakarta dan Yogyakarta Indonesia yang akan tampil menari selama 24 jam di kampus tersebut. Ada lebih dari 100 sanggar seni, sekolah seni, perguruan tinggi  seni dalam dan luar negeri yang ikut menampilkan karya tari tradisional dan kontemporer.


Editor: Luviana

Komentar

KBR percaya pembaca situs ini adalah orang-orang yang cerdas dan terpelajar. Karena itu mari kita gunakan kata-kata yang santun di dalam kolom komentar ini. Kalimat yang sopan, menjauhi prasangka SARA (suku, agama, ras dan antargolongan), pasti akan lebih didengar. Yuk, kita praktikkan!