NUSANTARA

Harapan Penyintas Bencana Likuifaksi Palu 2018 pada Pemimpin Terpilih Pemilu 2024

Para penyintas bencana likuifaksi Palu 2018 berharap pada pemimpin terpilih agar perhatikan kondisi penyintas yang masih tinggal di hunian sementara, selama lebih dari lima tahun.

AUTHOR / Aldrimslit Thalara

Harapan Penyintas Bencana Likuifaksi Palu 2018 pada Pemimpin Terpilih Pemilu 2024
Warga melintas gerbang bekas lokasi bencana likuifaksi Palu, Sulteng, Kamis (4/1/2024). (Foto: ANTARA/Basri Marzuki)

KBR, Palu - Para penyintas bencana likuifaksi di Palu, 2018 silam ikut menyalurkan hak suaranya pada Pemilihan Umum 2024.

Mereka menggunakan hak pilihnya di Tempat Pemungutan Suara (TPS) yang tersebar di dekat hunian sementara.

Para penyintas ini berharap pada pemimpin terpilih agar perhatikan kondisi penyintas yang masih tinggal di hunian sementara, selama lebih dari lima tahun.

Salah satu TPS adalah TPS 09 yang didirikan seadanya di ruang serbaguna hunian sementara Petobo.

Jarak TPS ini dekat dengan hunian para penyintas bencana di Kelurahan Petobo.

Para penyintas kehilangan rumahnya karena terdampak bencana likuefaksi pada 2018 silam.

Masran, pria paruh baya ini sudah tinggal di hunian selama lima tahun sejak hunian sementara dibangun.

Masran memilih bertahan karena tidak ada rumah untuk ditempati---selain menunggu hunian tetap bantuan pasca bencana

"Mudahan kita sehat semua nanti tinggal di Huntap. Sekarang saya masih di Huntara. Mau ke huntap tetapi belum ada jalan air," kata Masran.

red

Harapan yang sama juga disampaikan Elvina, penyintas bencana likuifaksi lainnya.

"Kalau saya, mana-mana saja (yang terpilih) karena itu sudah menjadi pilihan orang," Kata Elvina.

"Kita kan baru dilanda bencana, semoga bisa lebih baik lagi," harap Elvina.

Dalam keadaan terbatas, para penyintas ini berharap siapa pun pemimpin yang terpilih pada Pemilu 2024 dapat memperhatikan para korban bencana yang belum mendapatkan hunian tetap.

red

Baca juga:


Editor: Agus Luqman

Komentar

KBR percaya pembaca situs ini adalah orang-orang yang cerdas dan terpelajar. Karena itu mari kita gunakan kata-kata yang santun di dalam kolom komentar ini. Kalimat yang sopan, menjauhi prasangka SARA (suku, agama, ras dan antargolongan), pasti akan lebih didengar. Yuk, kita praktikkan!