NUSANTARA

Gunung Rokatenda Masih Bahaya, Seratusan Warga Tolak Mengungsi

KBR68h, Jakarta - Sebanyak 300 warga yang tinggal di dekat kawah Gunung Rokatenda Nusa Tenggara Timur akhirnya bersedia mengungsi. Kepala Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana dan Geologi (PVMBG), Hendrasto mengatakan warga setempat sudah mulai sadar d

AUTHOR / Khusnul Khotimah

Gunung Rokatenda Masih Bahaya, Seratusan Warga Tolak Mengungsi
NTT, Rokatenda, Nusa Tenggara, PVMBG, gunung api

KBR68h, Jakarta - Sebanyak 300 warga yang tinggal di dekat kawah Gunung Rokatenda Nusa Tenggara Timur akhirnya bersedia mengungsi.

Kepala Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana dan Geologi (PVMBG), Hendrasto mengatakan warga setempat sudah mulai sadar dengan bahaya letusan gunung Rokatenda.

Hanya saja masih ada 140-an jiwa di sekitaran kawah Rokatenda yang tidak ingin mengungsi.

Hendrasto mengatakan Gunung Api Rokatenda masih berbahaya. Aktivitas gunung terus meningkat dan sewaktu-waktu bisa meletus kembali atau memuntahkan lahar panas.

“Akhirnya kan mereka mau setelah kejadian awan panas. Kita ada tim di sana, kita koordinasi lah bersama pemerintah daerah, dengan camat. Kemarin juga langsung dengan BNPB untuk meyakinkan bahwa daerah itu memang daerah berbahaya, “ ujar Kepala Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana dan Geologi (PVMBG), Hendrasto.

Hendrasto menjabat Kepala PVMBG, menggantikan Surono sejak 15 Agustus lalu. Hendrasto sebelumnya menjabat Kepala Bidang Pengamatan dan Penyelidikan Gunungapi pada Badan Geologi.

Gunung Api Rokatenda di Nusa Tenggara Timur (NTT) meletus pada Sabtu pekan lalu. Enam orang tewas terkena awan panas. Sejak sembilan bulan lalu sekitar 3.000 orang sudah mengungsi di dua tempat yakni di pengungsian di Maurole Kabupaten Ende dan Maumere ibukota Kabupaten Sikka.

Editor: Agus Luqman

Komentar

KBR percaya pembaca situs ini adalah orang-orang yang cerdas dan terpelajar. Karena itu mari kita gunakan kata-kata yang santun di dalam kolom komentar ini. Kalimat yang sopan, menjauhi prasangka SARA (suku, agama, ras dan antargolongan), pasti akan lebih didengar. Yuk, kita praktikkan!