NUSANTARA

FISIP UGM Gelar Research Week 2024, Angkat Isu Megashift

Soal perubahan iklim dan transisi energi di dalamnya yang bukan hanya menjadi isu nasional tetapi sudah menjadi isu global.

AUTHOR / Ken Fitriani

EDITOR / R. Fadli

Research Week 2024
FISIP UGM Gelar Research Week 2024, pada 11-15 November 2024. (Foto: KBR/Ken)

KBR, Yogyakarta - Fakultas Ilmu Sosial dan Politik (Fisipol) Universitas Gadjah Mada Yogyakarta menggelar pekan diseminasi tahunan yang menampilkan karya riset mahasiswa dan dosen dalam Research Week 2024, pada 11-15 November 2024.

Tahun ini, Research Week memfokuskan riset pada isu-isu yang disebut sebagai isu megashift. Isu tersebut yakni pertama, engenai sustainability dan perubahan iklim.

Kedua, isu yang berkaitan dengan transformasi digital. Ketiga, isu-isu yang berhubungan dengan inklusi sosial.

Dekan Fisipol UGM, Wawan Mas'udi mengatakan, dipilihnya topik-topik tersebut karena beberapa pertimbangan. Di antaranya, soal perubahan iklim dan transisi energi di dalamnya yang bukan hanya menjadi isu nasional tetapi sudah menjadi isu global.

"Saya kira penting keilmuan di segala bidang, termasuk keilmuan ilmu sosial dan politik untuk memfokuskan pada dimensi-dimensi yang berkaitan dengan perubahan iklim. Mainstreaming perubahan iklim ini sangat penting. Kedua, mengenai transformasi digital, kita perlu melihat bukan hanya perkembangan teknisnya, tetapi bagaimana transformasi digital dapat menjadi leverage untuk pembangunan sosial dan ekonomi, termasuk untuk menyetarakan akses antar warga," katanya di Fisipol UGM, Senin (11/11/2024).

Menurut Wawan, isu inklusi sosial juga sangat penting diangkat karena merupakan fondasi demokrasi.

Meski Indonesia memiliki demokrasi yang berjalan baik secara elektoral, tetapi ada aspek yang harus diperhatikan agar demokrasi benar-benar berfungsi bagi semua.

"Isu inklusi sosial masih menjadi agenda besar. Oleh karena itu, inklusi sosial saya kira menjadi sangat penting untuk kita angkat. Ini adalah salah satu pertimbangan kami," ujarnya.

Selain itu, lanjut Wawan, dari sisi akademik pihaknya ingin membangun kultur akademik yang kuat. Maka, penting baginya untuk mendiseminasikan hasil riset kepada warga kampus dan publik secara umum, baik yang dilakukan mahasiswa, S2, S3, maupun para peneliti doktor. "Dengan begitu, arah keilmuan kami bisa terlihat," tandasnya.

Disinggung soal rekomendasi untuk pemerintahan Prabowo Subianto yang belum genap 100 hari, kata Wawan, Research Week ini tidak terbatas hanya pada pemerintahan baru saja, tetapi semua pihak yang relevan.

Sebab isu-isu ini juga dapat dimanfaatkan oleh pemerintah pusat, daerah, komunitas global, bisnis dan masyarakat sipil karena banyak aspek yang harus dipertimbangkan, mulai dari transisi energi hingga perubahan lahan.

Adaptasi perubahan iklim ini harus memperhatikan masyarakat agar tidak tersingkir, tetapi justru menjadi bagian penting dari perubahan tersebut. Regulasi-regulasi yang berhubungan dengan ini juga perlu ditinjau kembali.

"Untuk perubahan iklim misalnya, Indonesia terikat untuk beradaptasi dan memperkuat transisi energi serta menjaga lingkungan, termasuk hutan dan kawasan kritis lainnya. Selain itu, green economy dan blue economy menjadi elemen penting yang perlu diangkat," ungkapnya.

Sementara untuk isu transformasi digital, lini ini berkembang di semua aspek. Bukan hanya di pendidikan, tetapi juga ekonomi dan pengelolaan kebijakan yang berpotensi di-digitalisasi. Karenanya, inklusi sosial juga menjadi isu yang sangat perlu diperhatikan.

"Riset seperti ini akan membantu, karena sifatnya tidak hanya makro tetapi juga sangat grounded. Selama 4-5 hari ke depan, teman-teman yang tertarik pada beberapa topik ini silakan mendalaminya. Kami ingin membawa suara-suara dari masyarakat marginal agar riset ini bisa menjadi bagian dari wacana publik," imbuhnya.

Tahun ini, ada lebih dari 70 karya penelitian dipresentasikan yang melibatkan 100 lebih peneliti yang terdiri dari dosen, mahasiswa, dan peneliti dari berbagai pusat kajian Fisipol UGM.

Baca juga:

FK-KMK UGM Resmikan Revitalisasi Museum Bio-Paleoantropologi dan Museum Anatomi

Komentar

KBR percaya pembaca situs ini adalah orang-orang yang cerdas dan terpelajar. Karena itu mari kita gunakan kata-kata yang santun di dalam kolom komentar ini. Kalimat yang sopan, menjauhi prasangka SARA (suku, agama, ras dan antargolongan), pasti akan lebih didengar. Yuk, kita praktikkan!