NUSANTARA

Empat Warga Sangkima, Kaltim Tewas Dimakan Buaya

KBR68H, Sangkima - Kasus buaya menerkam manusia di Sangkima Kalimantan Timur bukan cerita baru. Menurut warga, sudah kerap terjadi bahkan sangat mengancam warga.

AUTHOR / Radio GWP FM

Empat Warga Sangkima, Kaltim Tewas Dimakan Buaya
buaya, manusia, terkam

KBR68H, Sangkima - Kasus buaya menerkam manusia di Sangkima Kalimantan Timur bukan cerita baru. Menurut warga, hal itu sudah kerap terjadi dan sangat mengancam warga. Pasalnya, binatang buas ini kerap masuk pekarangan masyarakat. Kasus buaya menerkam manusia paling anyar terjadi akhir pekan lalu. Kepala Desa Sangkima Murdoko mengakui, kasus buaya yang memakan manusia dan menelan korban jiwa itu merupakan hal yang mengenaskan.

“Sudah tujuh warga saya diterkam buaya, tercatat empat orang meninggal dunia sedangkan lainnya mengalami luka serius,” ujar Murdoko.

Murdoko mengakui terjadinya buaya menyerang manusia atau ternak, akibat terganggunya lingkungan dimana kawasan buaya sudah menjadi areal pemukiman atau tambak. Kepala Seksi Pengelolaan Taman Nasional Wilayah I Sangata Hernowo Supriyanto menyebutkan, kawasan Sangkima merupakan kawasan habitat buaya muara yang  terkenal ganas.

“Dalam analisis, banyaknya pemukiman dan aktivitas warga di pinggir sungai yang mengganggu habitat buaya di Sungai Sangkima, ketika dilakukan survey petugas  menemukan buaya dengan panjang sekitar empar meter,” ungkap Hernowo.

Hernowo menambahkan, buaya muara merupakan salah satu penghuni terbanyak di Sungai Sangkima serta beberapa sungai lainnya yang ada di Sangatta. Ia dengan lugas, menyebutkan buaya muara  salah satu spesies buaya terganas setelah buaya Sungai Nil.

“Warga harus selalu berhati-hati dan kurangi aktivitas di pinggir sungai, baik itu membangun rumah maupun aktivitas keseharian lainnya karena memang Sungai Sangkima adalah habitat buaya muara,” kata  Hernowo,

Sumber: Radio GWP FM Sangatta

Komentar

KBR percaya pembaca situs ini adalah orang-orang yang cerdas dan terpelajar. Karena itu mari kita gunakan kata-kata yang santun di dalam kolom komentar ini. Kalimat yang sopan, menjauhi prasangka SARA (suku, agama, ras dan antargolongan), pasti akan lebih didengar. Yuk, kita praktikkan!