NUSANTARA

Diusir, Warga Syiah Sampang Pilih Tinggal di Jalan

KBR68H, Jakarta - Pemerintah menyediakan 90 unit rumah susun untuk pengungsi Syiah yang berjumlah sekiar 160an jiwa.

AUTHOR / Novaeny Wulandari dan Ade Irmansyah

Diusir, Warga Syiah Sampang Pilih Tinggal di Jalan
warga syiah sampang, tolak rusunawa, tinggal di jalan

KBR68H, Jakarta - Pemerintah menyediakan 90 unit rumah susun untuk pengungsi Syiah yang berjumlah sekiar 160an jiwa. Menurut Sekretaris Daerah Kabupaten Sampang Putut Budi Santoso, para pengungsi dapat langsung menghuni rusun tersebut. Pemerintah provinsi juga akan menjamin kebutuhan mereka selama sebulan ke depan. (Baca: Kasus Syiah Sampang, Semua Harus Diajak Bicara)

"Sudah ada penghuni sebelumnya, disitu ada 160 ruang rumah. Yang disiapkan untuk Sampang itu 90 ruang rumah. jadi mereka bisa langsung menempati pak? Iya iya. Ya 160 itu kan jiwanya, kelurganya kan tidak sampai segitu. Kalau rata-rata satu keluarga 4 jiwa kan ya 160 dibagi 4 kan gitu." ujar Putut saat dihubungi KBR68H.

Sejak Agustus tahun lalu ratusan warga Syiah Sampang terpaksa dievakuasi ke GOR Sampang setelah rumah mereka dibakar dan dirusak massa. Seorang penganut Syiah yang saat itu tengah merayakan lebaran tewas dan empat lainnya terluka parah. Penyerangan itu merupakan kali kedua setelah sebelumnya terjadi pada akhir Desember tahun 2011.

Sementara itu, pengungsi warga Syiah memilih tinggal dipinggir jalan ketimbang masuk ke Rusunawa di Argopuspo, Sidoarjo. Ini karena belum ada kejelasan dari pemerintah daerah Sampang tentang berapa lama mereka akan berada di sana. Pendamping warga Syiah, Hertasning Ichlas mengatakan, warga menuntut ada perjanjian tertulis dengan pemerintah hingga mereka bisa kembali ke rumah yang sudah diperbaiki pemda Sampang.

"Yang akan dilakukan oleh Ustad Ikwil dan kawan-kawan adalah mereka menolak untuk masuk ke Rusunawa tersebut, mereka akan berdiri didepan saja dan meneriakkan hak-hak mereka, bahwa merek ingin pulang kekampung halaman, bahwa bukan tempat ini, bahwa bukan istana manapun. Kalaupun ini memang tempat hunian sementara, mereka ingin diperjelas dalam bukti tertulis, berapa lama itu sementara dan kapan mereka akan dipulangkan ke kampung halaman berikut hak-hak mereka, rumah mereka yang harus dibangun kembali dan haka-haka tentang properti mereka itu harus diperjelas", kata Hertasning kepada KBR68H ketika dihubungi.

Pendamping warga Syiah, Hertasning Ichlas menambahkan, warga mengancam tetap akan berada di pinggir jalan jika pemerintah mengabaikan permintaan mereka.

Sebelumnya Sekitar 200 pengungsi warga Syiah yang mendiami GOR Sampang akhirnya direlokasi ke Rusunawa di Argopuspo, Sidoarjo. Mereka direlokasi setelah mendapat ancaman massa yang hendak membakar gedung olahraga tersebut. Meski sempat terjadi perlawanan dari para pengungsi, namun, kata Herta, banyaknya jumlah petugas berhasil memaksa warga dipindahkan ke rusunawa di kompleks pasar induk Puspo Agro.



Editor: Nanda Hidayat

Komentar

KBR percaya pembaca situs ini adalah orang-orang yang cerdas dan terpelajar. Karena itu mari kita gunakan kata-kata yang santun di dalam kolom komentar ini. Kalimat yang sopan, menjauhi prasangka SARA (suku, agama, ras dan antargolongan), pasti akan lebih didengar. Yuk, kita praktikkan!