NUSANTARA

Bupati: Pembangunan Waduk Jatigede Terhambat Pembebasan Lahan

KBR68H, Jakarta - Bupati Sumedang Endang Sukandar mengatakan pembangunan waduk Jatigede, Jawa Barat terhambat pembebasan lahan lantaran anggarannya belum cair.

AUTHOR / Wiwik Ermawatie

Bupati: Pembangunan Waduk Jatigede Terhambat Pembebasan Lahan
waduk jatigede, bupati sumedang, pembebasan lahan

KBR68H, Jakarta - Bupati Sumedang Endang Sukandar mengatakan pembangunan waduk Jatigede, Jawa Barat terhambat pembebasan lahan lantaran anggarannya belum cair. Endang mengatakan untuk merelokasi dan membangun rumah pengganti seribuan keluarga dari sekitar waduk Jatigede membutuhkan anggaran sekira Rp 1 triliun. Akan tetapi, anggaran yang keluar baru Rp 300 miliar.

"Sebenarnya menunggu ganti rugi aja kok gak dibayar-bayar, intinya itu aja kok. Masyarakat itu mau ke mana pun di relokasi setelah dibayar, cuma berarti ini keterlambatan penganggaran, intinya itu aja. (Ini menunggu apa, Pak?) Ya menunggu ganti rugi. (Anggarannya udah ada, Pak?). Sudah ada tapi belum tuntas," kata Endang di Gedung Kementrian Koordinator Perekonomian, Selasa (4/6).

Waduk Jatigede dijadwalkan rampung pada pada Februari tahun 2014. Pemerintah mengklaim, waduk tersebut dapat dimanfaatkan untuk mengairi sawah sekitar 90 ribu hektar dan Pembangkit Listrik Tenaga Air (PLTA) mencapai 10 Mega Watt. Namun pembangunan waduk terhambat relokasi dan ganti rugi kepada warga yang tinggal di sekitar sana.

Saat ini masih ada sekitar 1.988 kepala keluarga (KK) dari 4.590 KK yang harus direlokasi. Mereka berhak mendapat ganti rugi rumah dan lahan di sekitar waduk.

Sementara itu, ada 3.144 kepala keluarga yang sudah ganti rugi putus, sudah pembebasan putus. Mereka berkewajiban untuk segera keluar. Namun, ada permasalahan yang timbul dengan 2.713 kepala keluarga baru yang mengklaim ganti rugi dari pemerintah. Mereka membeli tanah dari warga yang telah menerima ganti rugi.

Editor: Doddy Rosadi

Komentar

KBR percaya pembaca situs ini adalah orang-orang yang cerdas dan terpelajar. Karena itu mari kita gunakan kata-kata yang santun di dalam kolom komentar ini. Kalimat yang sopan, menjauhi prasangka SARA (suku, agama, ras dan antargolongan), pasti akan lebih didengar. Yuk, kita praktikkan!