NUSANTARA

Bawaslu NTB Telusuri Dugaan Money Politik untuk Marbot Masjid

Badan Pengawas Pemilu (Bawaslu) NTB bakal menelusur adanya dugaan politik uang (Money Politic) pada pemilihan gubernur (Pilgub) NTB berkedok bantuan sosial (Bansos).

AUTHOR / Radio Global FM Lombok

Bawaslu NTB Telusuri Dugaan Money Politik untuk Marbot Masjid
bawaslu, Pilkada NTB, money politic, marbot masjid

KBR68H, Mataram- Badan Pengawas Pemilu (Bawaslu) NTB bakal menelusur adanya dugaan politik uang (Money Politic) pada pemilihan gubernur (Pilgub) NTB berkedok bantuan sosial (Bansos). Program pemberian insentif dari Pemerintah Provinsi (Pemprov) NTB bagi 7 ribu marbot masjid se-NTB sebesar Rp 1 juta dinilai waktunya kurang pas, yakni saat masa kampanye. Tapi kebenaran informasi itu apakah ada dugaan money politik dan lainnya bakal diklarifikasi kepada pihak terkait.

“ Kita akan coba telusuri terkait dengan bantuan dari Pemprov kepada 7 ribu merbot itu. Kegiatan itu apakah kemudian itu masuk pada ranah money politik. Jadi pertanyaan memang kenapa itu diberikan pada saat masa kampanye,” kata Ketua Bawaslu NTB, Muhammad Khuwailid.

Khuwailid menuturkan, money politik itu yakni memberikan sesuatu dengan tujuan agar orang yang diberi dapat memilih atau tidak memilih calon tertentu. Bantuan sosial, seperti insentif bagi marbot masjid dan lain sebagainya diharapkan tidak diberikan saat masa kampanye atau saat proses pemilihan kepada daerah (Pilkada) berlangsung. Hal itu menimbulkan berbagai persepsi negatif dan dugaan terjadinya money politic.

Sebelumnya, Pemprov NTB memberikan insentif bagi 5.500 marbot masjid se-NTB. Insentif diberikan sejak tahun lalu dan tahun ini ditambah 1.500 orang, sehingga totalnya 7 ribu orang. Satu marbot diberikan senilai Rp 1 juta. Insentif itu dicairkan mulai tanggal 30 April 2013 di Biro Kesejahteraan Rakyat (Kesra) Pemprov NTB. Nama-nam marbot masjid se-NTB ini didapat dari Kementerian Agama (Kemag) NTB.

Sumber: Radio Global FM Lombok

Komentar

KBR percaya pembaca situs ini adalah orang-orang yang cerdas dan terpelajar. Karena itu mari kita gunakan kata-kata yang santun di dalam kolom komentar ini. Kalimat yang sopan, menjauhi prasangka SARA (suku, agama, ras dan antargolongan), pasti akan lebih didengar. Yuk, kita praktikkan!