BERITA
Banjir Susulan di NTB karena Ekosistem Rusak
Kepala Seksi Tanggap Darurat Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) NTB Agung Pramudya mengatakan banjir yang terjadi Sabtu lalu mencapai ketinggian 40-100 sentimeter.
AUTHOR / Yudi Rachman
KBR, Jakarta - Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Nusa Tenggara Barat memastikan tidak ada warga yang mengungsi akibat banjir susulan di Bima yang terjadi akhir pekan lalu.
Kepala Seksi Tanggap Darurat Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) NTB Agung Pramudya mengatakan banjir yang terjadi Sabtu lalu mencapai ketinggian 40-100 sentimeter.
Namun, kata Agung, banjir itu tidak separah banjir-banjir sebelumnya. Warga sudah kembali ke rumah masing-masing dan aktivitas warga juga sudah berjalan normal.
"Sabtu malam sempat ada pengungsian, tetapi sekarang sudah kembali lagi ke rumah masing-masing. Banjirnya tidak separah sebelumnya. Curah hujan sekitar 65 milimeter per jam," kata Agung Pramudya kepada KBR, Minggu (15/1/2017).
Baca juga:
<li><b>
Pasca Diterjang Banjir, Kota Bima Berangsur Pulih
<li><b>
Pasca Banjir, 4 Ribuan Warga Bima Terserang Penyakit
Agung Pramudya menambahkan, banjir yang terjadi selama tiga kali dalam waktu hampir sebulan disebabkan karena kerusakan lingkungan dan ekosistem di sekitar kota Bima.
"Itu lingkungannya sudah rusak, hutan sudah habis dibabat. Ini akan berdampak terus apabila tidak diperbaiki sungai-sungainya. Harus cepat segera normalisasi sungai. Ke depan perlu ada perbaikan lingkungan besar-besaran untuk Kabupaten Bima dan Kota Bima. Seharusnya Dinas Kehutanan sudah mulai berbuat ke arah situ," kata Agung.
Sebelumnya, sekitar seribu warga Kota Bima kembali berada ke lokasi pengungsian yang ada di lima titik setelah banjir terjadi ketiga kalinya pada Jumat hingga Sabtu malam lalu.
Editor: Agus Luqman
Komentar
KBR percaya pembaca situs ini adalah orang-orang yang cerdas dan terpelajar. Karena itu mari kita gunakan kata-kata yang santun di dalam kolom komentar ini. Kalimat yang sopan, menjauhi prasangka SARA (suku, agama, ras dan antargolongan), pasti akan lebih didengar. Yuk, kita praktikkan!