NUSANTARA

Bahas Koalisi, Muhaimin Segera Temui PKS

"Inshaallah dalam waktu dekat akan berkunjung ke PKS,"

AUTHOR / Muji Lestari

Cawapres Muhaimin
Safari politik Ketum PKB Muhaimin Iskandar di Ponpes Al Aqobah 4 Tebuireng, Kabupaten Jombang, Jatim, Minggu (10/09/23). (Antara/Syaiful Arif)

KBR, Jakarta- Ketua Umum DPP PKB Abdul Muhaimin Iskandar mengklaim komunikasi perihal koalisi dukungan pasangan capres-cawapres Amin (Anies-Muhaimin) dalam Pilpres 2024 dengan PKS (Partai Keadilan Sejahtera) terus terjalin.

Bahkan dalam waktu dekat, Cak Imin juga memastikan bertemu dengan struktural partai berlambang padi dan bulan dalam lingkaran oranye itu.

"(Komunikasi dengan PKS?) jalan terus. Saya berupaya mendekati, inshaallah dalam waktu dekat akan berkunjung ke PKS," kata Cak Imin di Jombang, Minggu (10/09/23) sore.

Sebelumnya PKS  tak hadir dalam deklarasi Anies - Muhaimin yang digelar di Surabaya beberapa waktu lalu, PKS juga tak hadir dalam pertemuan koalisi parpol yang mendukung pasangan Amin (Anies-Muhaimin) yang digelar di Kantor DPP Partai NasDem, Rabu (6/9/2023) lalu.

Dalam kesempatan itu, Cak Imin juga mengumpulkan sejumlah kiai dari Jawa Timur dan sebagian Jawa Tengah. Selain dari kalangan PKB, sejumlah ulama juga berasal dari pesantren non parpol.

Seperti dari Kediri, Nganjuk, Tulungagung, Blitar, Trenggalek hingga Ngawi dan Jawa Tengah.

Baca juga:

     

     Pertemuan berlangsung di Ponpes Al Aqobah 4 yang ada di Desa Kwaron Kecamatan Diwek Kabupaten Jombang.

    Selain meminta doa restu, Cak Imin juga berharap kerja  kader partai dengan mengibaratkan Jas Hijau serta Jas Merah.

    "Kalau Bung karno Jas Merah (jangan sekali-kali melupakan sejarah), Jatim Jateng, jangan lupa Jas Hijau, jangan sekali-sekali merupakan sejarah ulama yang membentuk dan memperbaiki bangsa ini," tandasnya, dalam sambutan.

    Editor: Rony Sitanggang

    Komentar

    KBR percaya pembaca situs ini adalah orang-orang yang cerdas dan terpelajar. Karena itu mari kita gunakan kata-kata yang santun di dalam kolom komentar ini. Kalimat yang sopan, menjauhi prasangka SARA (suku, agama, ras dan antargolongan), pasti akan lebih didengar. Yuk, kita praktikkan!