NUSANTARA

Atlet Disabilitas Punya Kesempatan yang Sama?

Kami rasa saat ini arahnya sangat-sangat support dan mendukung bisa dilihat dari penggelontoran program Pelatnas (Pelatihan Nasional) persiapan atlet-atlet disabilitas dan juga sisi bentuk apresiasi

AUTHOR / Hoirunnisa

disabilitas
Ilustrasi.. Atlet disabilitas (Foto: ANTARA)

KBR, Jakarta - Perkumpulan Penyandang Disabilitas Indonesia (PPDI) menilai pemerintah tidak merata dalam memberikan fasilitas serta perhatian kepada para atlet disabilitas.

Padahal, para atlet disabilitas Indonesia kembali mempersembahkan juara umum ASEAN Para Games di Kamboja 2023. Ini merupakan gelar juara umum keempat sejak turnamen tersebut digelar pertama kali pada 2001.

Juru bicara PPDI DPD DKI Jakarta Aulia Amin mengatakan para atlet disabilitas belum mendapat perhatian dan perlakukan yang adil dibanding atlet lain. Ini terutama dirasakan atlet disabilitas di wilayah timur Indonesia.

"Ya memang belum tercukupi banget. Bisa dilihat saja di tiap provinsi di Indonesia itu seperti apa. Apakah sudah merata?. Untuk di jalur olahraga dilihat sebagai potensi pemberdayaan itu juga kita lihat belum merata di setiap provinsi. Misalnya, di Jakarta sendiri untuk pembinaan atlet disabilitasnya masih mengandalkan dana hibah," ujar Aulia Amin, Kepada KBR, Jumat (9/6/2023).

Juru bicara PPDI DPD DKI Jakarta Aulia Amin meminta pemerintah lebih serius mengatasi berbagai kendala yang dihadapi para atlet disabilitas dan memberi perhatian lebih pada kesejahteraan mereka.

Kalangan anggota DPR juga mendorong pemerintah meningkatkan dukungan terhadap atlet penyandang disabilitas.

Anggota Komisi bidang Olahraga di DPR RI, Eva Stevany Rataba menyebut Kementerian Pemuda dan Olahraga memberikan dukungan yang sama pada semua atlet, baik disabilitas maupun nondisabilitas dalam berbagai kompetisi.

"Memastikan agar mereka memiliki akses dan kesempatan yang sama dengan atlet yang tidak berkebutuhan khusus ajang kompetisi tingkat nasional dan internasional. Sehingga dalam 2024 adanya peningkatan prestasi olahraga bagi para atlet dan dapat membawa nama bangsa Indonesia," kata Anggota Komisi X Eva Stevany Rataba pada Komisi X DPR RI RAPAT Kerja Komisi X DPR RI Dengan Menpora pada Kamis (7/9/2023).

Dukungan pemerintah

Menanggapi keluhan itu, Kementerian Pemuda dan Olahraga berjanji akan terus berikan dukungan penuh terhadap kesejahteraan atlet disabilitas Indonesia.

Menteri Pemuda dan Olahraga Dito Ariotedjo mengatakan dukungan sudah diberikan misalnya melalui sejumlah program hingga apresiasi bonus bagi atlet berprestasi.

"Kami rasa saat ini arahnya sangat-sangat support dan mendukung bisa dilihat dari penggelontoran program Pelatnas (Pelatihan Nasional) persiapan atlet-atlet disabilitas dan juga sisi bentuk apresiasi, bonus untuk atlet disabilitas yang sama juga dengan atlet yang non disabilitas," ujar Menpora RI, Dito Ariotedjo pada Komisi X DPR RI RAPAT Kerja Komisi X DPR RI Dengan Menpora pada Kamis (7/9/2023).

Demi memajukan atlet disabilitas, Menteri Olahraga Dito Ariotedjo mengatakan kini pemerintah sedang membangun pusat pelatihan atlet disabilitas di Karanganyar, Jawa Tengah.

"Komitmen juga kita bentuk juga dengan pembangunan pusat disabilitas yang akan dibangun di Karang Anyar, Jawa Tengah. di lahan 10 hektar (ha). Rencananya tidak lama lagi akan di ground breaking bapak Presiden. Jadi ini bentuk komitmen dari pemerintah saat ini," lanjut Dito Ariotedjo pada Komisi X DPR RI RAPAT Kerja Komisi X DPR RI Dengan Menpora pada Kamis (7/9/2023).

Bentuk dukungan pemerintah lainnya adalah dengan membentuk Komite Paralimpiade Nasional (NPC) Indonesia.

Pada ASEAN Paragames 2023 lalu, kontingen Indonesia kembali menjadi juara umum dengan total raihan 401 medali.

Selepas turnamen itu, pemerintah kembali memasang target tinggi pada turnamen olahraga tingkat Asia atau Asian Games yang akan digelar Oktober mendatang di Hangzhou, Tiongkok.

Menteri Pemuda dan Olahraga Dito Ariotedjo mengatakan untuk atlet nondifabel, Indonesia memasang target finis di urutan 12 besar klasemen akhir.

Sedangkan untuk Asian Paragames atau turnamen atlet difabel tingkat Asia, Indonesia menargetkan finis di urutan 10 besar.

Baca juga:

Editor: Agus Luqman

Komentar

KBR percaya pembaca situs ini adalah orang-orang yang cerdas dan terpelajar. Karena itu mari kita gunakan kata-kata yang santun di dalam kolom komentar ini. Kalimat yang sopan, menjauhi prasangka SARA (suku, agama, ras dan antargolongan), pasti akan lebih didengar. Yuk, kita praktikkan!