NUSANTARA

Alat Deteksi Anemia pada Ibu Hamil Berbasis AI Ciptaan UMY

Pada 2013 terdapat 37,1 persen ibu hamil mengalami anemia. Jumlah ini meningkat menjadi 47,9 persen pada 2018.

AUTHOR / Ken Fitriani

EDITOR / Sindu

Alat Deteksi Anemia pada Ibu Hamil Berbasis AI Ciptaan UMY
Gelang pendeteksi anemia berbasis AI untuk ibu hamil yang diciptakan mahasiswa UMY. Foto: BHP UMY

KBR, Yogyakarta- Mahasiswa Universitas Muhammadiyah Yogyakarta (UMY) menciptakan alat deteksi dini anemia pada ibu hamil dan menyusui berbasis artificial intelligence (AI). Alat itu dinamakan: "'Gelang Deteksi Dini Anemia untuk Ibu Hamil dan Menyusui Terintegrasi Artificial Intelligence'.

Salah satu alasan yang mendasari penciptaan alat deteksi itu adalah laporan Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas) 2018 yang dirilis Kementerian Kesehatan. Dalam laporan tersebut terungkap adanya peningkatan angka anemia pada ibu hamil di Indonesia. Pada 2013 terdapat 37,1 persen ibu hamil mengalami anemia. Jumlah ini meningkat menjadi 47,9 persen pada 2018.

Tingginya angka anemia itulah yang membuat Tim Program Kreativitas Mahasiswa Karsa Cipta (PKM-KC) Universitas Muhammadiyah Yogyakarta (UMY) menciptakan alat deteksi dini anemia pada ibu hamil dan menyusui berbasis artificial intelligence (AI).

Alat ini diklaim dapat memberikan perubahan besar dalam deteksi dini dan pengelolaan anemia pada ibu hamil dan ibu menyusui. Bahkan alat ini digadang-gadang sangat potensial untuk menyelamatkan ribuan nyawa setiap tahun.

Tim Beranggotakan 5 Orang

Tim PKM-KC Mahasiswa UMY yang beranggotakan lima orang merancang gelang pintar dengan memanfaatkan teknologi sensor terbaru untuk memonitor parameter-parameter yang berkaitan dengan anemia seperti denyut jantung (BPM), saturasi oksigen dalam darah (SpO2), dan suhu tubuh.

Namun, yang membuat gelang ini berbeda adalah karena sudah terintegrasi dengan kecerdasan buatan atau AI. Pengintegrasian itu memungkinkan secara otomatis menganalisis data yang diperoleh dan memberikan peringatan dini jika terdeteksi ada tanda-tanda anemia. Kemudian, peringatan akan dikirimkan kepada keluarga ataupun saudara terdekat.

Dosen Pembimbing Tim PKM-KC UMY, Erika Loniza mengatakan, ide yang diusung lima mahasiswa ini sangat kreatif. Jika di awal kehamilan terdeteksi kurang darah, maka mudah bagi dokter dan ibu untuk memberikan terapi.

"Bisa berupa obat atau mengatur pola makan yang baik sehingga anak di dalam kandungan sehat dan ibu pun sehat. Memang prototipe ini berguna untuk deteksi dini pada ibu pra dan post kehamilan,” katanya dalam rilis yang dikirimkan, Senin, (1/7/2024).

Fitur Pelacakan

Erika menambahkan, selain memberikan peringatan dini tentang kemungkinan anemia, gelang ini juga dilengkapi dengan fitur pelacakan data secara real-time, dan kemampuan untuk mengirimkan informasi langsung ke perangkat seluler pengguna.

Menurutnya, ini sangat memungkinkan bagi ibu hamil dan menyusui untuk memantau kesehatan mereka secara berkala sekaligus berpotensi menghindari komplikasi serius yang terkait dengan anemia.

“Gelang ini sudah di rancang sedemikian rupa sehingga mudah digunakan atau user friendly dikarenakan bentuk alatnya berupa gelang yang juga mudah digunakan dalam kegiatan sehari-hari,” imbuhnya.

Ketua Tim PKM-KC UMY, Fahmi Rohman Rifai berharap, terciptanya alat deteksi berbasis artificial intelligence (AI) ini dapat menjadi langkah preventif sekaligus mengurangi angka kematian bagi ibu hamil dan menyusui yang disebabkan anemia.

“Kami berharap bahwa dengan memanfaatkan teknologi canggih ini, dapat mengurangi angka mortalitas dan morbiditas terkait anemia pada ibu hamil dan menyusui. Ini adalah langkah besar menuju perbaikan kesehatan ibu dan bayi di seluruh dunia,” pungkasnya.

Baca juga:

Komentar

KBR percaya pembaca situs ini adalah orang-orang yang cerdas dan terpelajar. Karena itu mari kita gunakan kata-kata yang santun di dalam kolom komentar ini. Kalimat yang sopan, menjauhi prasangka SARA (suku, agama, ras dan antargolongan), pasti akan lebih didengar. Yuk, kita praktikkan!