NASIONAL

WWF: Tahun Ini, Sedikitnya 15 Ekor Gajah Dibunuh

AUTHOR / Yudi Rahman

WWF: Tahun Ini, Sedikitnya 15 Ekor Gajah Dibunuh
WWF, Eijkman, gajah, CITES, Apendiks

KBR68H, Jakarta – LSM Perlindungan Satwa WWF mencatat selama tahun ini ada sekitar 15 ekor gajah mati terbunuh.

Koordinator Konservasi Gajah WWF Sunarto mengatakan gajah tersebut diduga mati dibunuh menggunakan racun. Ini melibatkan sindikat internasional perdagangan gading ilegal.

Sunarto mengatakan, di Riau ada 15 ekor gajah mati dibunuh. Sedangkan di Aceh, jumlahnya diperkirakan juga hampir sama.

"Ada beberapa hal yang kita coba lakukan. Pertama kita mendorong agar penegak hukum menegakkan hukum, karena ini adalah kasus hukum. Gajah merupakan satwa yang dilindungi negara. Seharusnya diproteksi. Jad, perkiraan sementara, kematian gajah yang terjadi belakangan ini kuat dugaan karena pembunuhan," kata Sunarto.

Koordinator Konservasi Gajah WWF Sunarto meminta pemerintah segera menindak tegas dan menyelidiki pembunuhan gajah tersebut.

Sampai sekarang aparat hukum belum menetapkan satu orang pun tersangka dalam kasus pembunuhan gajah tersebut. Banyaknya gajah yang mati terbunuh disebabkan pula alih fungsi hutan menjadi perkebunan sawit sehingga meningkatkan konflik gajah dan manusia.

Hingga saat ini tidak ada data spesifik tentang populasi gajah di Indonesia, terutama gajah Sumatera. Hanya saja WWF menyebutkan populasi gajah Sumatera diperkirakan sekitar 2,000 ekor di alam liar.

CITES memasukkan gajah dalam Apendiks I, yaitu satwa yang terancam punah apabila tidak dilindungi. Perdagangan satwa yang ditangkap di alam bebas merupakan tindakan ilegal. Sedangkan perdagangan satwa yang berasal dari pembudidayaan atau penangkaran, masuk Apendiks II dengan persyaratan.

WWF bersama lembaga Eijkman tahun ini melakukan survei lapangan untuk mengetahui populasi gajah lebih akurat. Penelitian dilakukan dengan cara mengumpulkan dan menganalisa kotoran gajah.


Komentar

KBR percaya pembaca situs ini adalah orang-orang yang cerdas dan terpelajar. Karena itu mari kita gunakan kata-kata yang santun di dalam kolom komentar ini. Kalimat yang sopan, menjauhi prasangka SARA (suku, agama, ras dan antargolongan), pasti akan lebih didengar. Yuk, kita praktikkan!