indeks
Wakapolri: Buka Saja Jika Petinggi Polisi Terlibat Kasus Labora Sitorus

KBR68H, Jakarta - Wakil Kepala Kepolisian Indonesia Oegroseno berjanji akan membongkar pejabat di institusinya yang diduga menerima upeti dari pemilik rekening gendut petugas polisi Labora Sitorus.

Penulis: Novaeny Wulandari

Editor:

Google News
Wakapolri: Buka Saja Jika Petinggi Polisi Terlibat Kasus Labora Sitorus
Wakapolri, suap, Labora Sitorus, papua

KBR68H, Jakarta - Wakil Kepala Kepolisian Indonesia Oegroseno berjanji akan membongkar pejabat di institusinya yang diduga menerima upeti dari pemilik rekening gendut petugas polisi Labora Sitorus.

Menurut laporan Pusat Pelaporan Analisis dan Transaksi Keuangan (PPATK), terdapat jumlah uang yang mencurigakan dalam rekening Labora, mencapai Rp 1,5 triliun. Jumlah aliran dana ke pejabat tersebut mencapai miliaran rupiah.

"Ya itu kalau Labora tinggal penyidikan saja, nanti kalau memang mengarah kepada pejabat ya buka saja. Tidak ada masalah, kita sudah terbuka masa mau ditutupi lagi. (Apakah Propam Mabes diturunkan?) Dari awal sudah diturunkan untuk monitor itu, kalau tindak pidananya tidak ada mungkin ada indikasi pelanggaran etika dan profesi atau disiplin," ujarnya.

Sebelumnya dalam catatan pengeluaran Labora Sitorus, seorang polisi berpangkat komisaris menerima Rp 60 juta setiap bulannya. Selain itu ada juga pengiriman uang sebanyak 47 kali kepada salah satu petinggi polisi. Sepanjang tahun 2012, total uang yang mengucur lebih dari Rp 7 miliar.

Labora turut melaporkan aliran dana ke petinggi kepolisian ke KPK. Lembaga anti rasuah itu memastikan akan menindaklanjuti laporan tersebut. Labora ditetapkan sebagai tersangka dugaan penimbunan bahan bakar minyak ilegal, dugaan pembalakan liar, dan pidana pencucian uang. Bintara polisi itu saat ini ditahan di Polda Papua.

Editor: Suryawijayanti

Wakapolri
suap
Labora Sitorus
papua

Berita Terkait


Komentar

KBR percaya pembaca situs ini adalah orang-orang yang cerdas dan terpelajar. Karena itu mari kita gunakan kata-kata yang santun di dalam kolom komentar ini. Kalimat yang sopan, menjauhi prasangka SARA (suku, agama, ras dan antargolongan), pasti akan lebih didengar. Yuk, kita praktikkan!

Loading...