NASIONAL

Upah Buruh Tak Cukup Penuhi Kebutuhan Dasar, Meski Deflasi

Ekonomi Indonesia kembali deflasi pada September 2024.

AUTHOR / Astri Yuana Sari, Heru Haetami

EDITOR / Sindu

Google News
Upah Buruh Tak Cukup Penuhi Kebutuhan Dasar, Meski Deflasi
Ilustrasi: Upah buruh tak cukup untuk penuhi kebutuhan dasar, meski terjadi deflasi. Foto: ANTARA

KBR, Jakarta- Kongres Aliansi Serikat Buruh Indonesia (KASBI) mengaku, upah yang diterima tak bisa memenuhi kebutuhan dasar, meski terjadi deflasi lima bulan beruntun.

Koordinator Dewan Buruh Nasional KASBI, Nining Elitos mengatakan, kondisi ekonomi Indonesia hari semakin tidak baik-baik saja.

"Kalau deflasi itu kan seharusnya dengan murahnya barang, masyarakat bisa menjangkau untuk membelinya. Praktiknya kebutuhan masih juga mahal, kemudian pendapatan rakyat tidak sesuai dengan apa yang harus dikeluarkan oleh masyarakat, ditambah lagi situasi tidak adanya keberlangsungan pekerjaan, tidak adanya pendapatan yang layak, sehingga ini akan mempengaruhi baik ekonomi di daerah maupun secara nasional," kata Nining kepada KBR, Senin (7/10/2024).

Nining meminta situasi ini harus segera disikapi pemerintah dengan menghentikan pemborosan anggaran yang tidak menjadi prioritas untuk kepentingan rakyat. Nining mencontohkan proyek Ibu Kota Nusantara (IKN), dan proyek-proyek strategis nasional yang justru merugikan masyarakat.

"Pemerintah bisa mengambil langkah bagaimana meningkatkan pendapatan rakyatnya, terus kemudian juga termasuk juga keberlangsungan pekerjaan untuk rakyatnya, terus kemudian juga bisa bagaimana penghematan anggaran, terus juga bisa menarik anggaran-anggaran yang di korupsi yang hari ini juga membuat negara semakin sulit. Jadi, dari hasil korupsi bisa ditarik kemudian didistribusi untuk kepentingan rakyat," imbuhnya.

Perintah Jokowi

Sebelumnya, Badan Pusat Statistik mencatat, ekonomi Indonesia kembali deflasi pada September 2024. Tingkat deflasi bulanan tercatat 0,12 persen. Sedangkan secara tahunan terjadi inflasi 1,84 persen. Sejak Mei 2024, telah terjadi deflasi selama lima bulan beruntun.

Presiden Joko Widodo (Jokowi) memerintahkan jajarannya mengecek penyebab deflasi. Perintah itu keluar merespons terjadinya kembali deflasi September kemarin.

Menurutnya, potensi menurunnya daya beli masyarakat menjadikan situasi ekonomi terus menerus deflasi. Deflasi adalah kondisi sejumlah harga komoditas menurun khususnya pangan.

"Pertama coba dicek betul deflasi itu karena penurunan harga-harga barang, karena pasokannya baik, karena distribusinya baik, karena transportasi nggak ada hambatan, atau karena memang ada daya beli yang berkurang." ujar Jokowi, Minggu, (6/10/2024).

Jokowi menekankan, baik deflasi maupun inflasi, harus dikelola dengan baik. Keseimbangan antara kedua kondisi ini penting untuk menjaga stabilitas harga, agar produsen dan konsumen tidak dirugikan.

Baca juga:

Komentar

KBR percaya pembaca situs ini adalah orang-orang yang cerdas dan terpelajar. Karena itu mari kita gunakan kata-kata yang santun di dalam kolom komentar ini. Kalimat yang sopan, menjauhi prasangka SARA (suku, agama, ras dan antargolongan), pasti akan lebih didengar. Yuk, kita praktikkan!