NASIONAL
Timnas Indonesia U-17 ke Piala Dunia, Jangan Terlalu Euforia
Tercatat, sudah ada 35 negara lolos ke Piala Dunia U-17 Qatar, termasuk Indonesia.

KBR, Jakarta- Timnas Indonesia sejauh ini jadi satu-satunya negara di Asia Tenggara yang lolos ke Piala Dunia U-17 2025 di Qatar, 3-27 November.
Negara Asia Tenggara lain, yakni Thailand dipastikan gagal, karena kalah dua kali. Sedangkan Vietnam masih menunggu hasil pertandingan yang tersisa di Grup B. Pada laga melawan Jepang, Vietnam secara mengejutkan mampu menahan imbang 1-1 lewat penalti jelang akhir babak kedua.
Beberapa negara besar lain malah tersingkir, semisal Belanda. Negara Eropa barat itu harus puas jadi juru kunci di Grup A4 Kualifikasi Piala Eropa U-17 2025. Belanda kalah 1-3 lawan Portugal, 0-1 kontra Serbia, dan imbang 2-2 menghadapi Hungaria. Belanda hanya mengoleksi satu poin.
Tercatat, sudah ada 35 negara lolos ke Piala Dunia U-17 Qatar, termasuk Indonesia. Negara lain di antaranya Qatar, Arab Saudi, dan Uzbekistan. Nantinya akan ada 48 negara yang berhak berlaga di Piala Dunia U-17.
Kali Kedua
Ini kali kedua Indonesia lolos ke Piala Dunia U-17. Pada 2023, timnas juga melaju ke Piala Dunia U-17, bedanya saat itu karena statusnya sebagai tuan rumah. Kali ini, lewat jalur kualifikasi.
Timnas U-17 lolos ke piala dunia setelah menang 4-1 melawan Yaman di laga penyisihan Grup C Piala Asia di Jeddah, Arab Saudi, Senin, (7/4/2025).
Muhamad Zahai Gholy (15'), Fadly Alberto (26'), Evandra Floresta (87'---penalti, dan 89'), adalah para pencetak gol kemenangan timnas U-17. Kemenangan lawan Yaman adalah yang kedua, setelah sebelumnya menang 1-0 kontra Korea Selatan.
Dua kemenangan itu mengantarkan timnas melaju ke babak delapan besar Piala Asia U-17, dan memastikan satu tiket ke Piala Dunia U-17 2025.
"Saya lihat semua pemain sangat luar biasa, secara mental, visi, dan pemahaman tentang kritikal. Jadi, semua pemain bisa lebih berkembang lagi ke depannya," kata Pelatih Timnas U-17, Nova Arianto setelah laga d Stadion Prince Abdullah Al Faisal Sports City, Jeddah.
Kini, Timnas U-17 memuncaki klasemen sementara Grup C dengan enam poin. Indonesia masih menyisakan satu laga melawan Afghanistan, Jumat, 11 April 2025. Jika menang, Indonesia akan meraih poin sempurna, yakni sembilan.
Tanpa Naturalisasi
Timnas U-17 tampil ke Piala Dunia Qatar tanpa bantuan pemain naturalisasi. Dari 25 pemain yang dipanggil, 22 di antaranya adalah produk Elite Pro Academy (EPA) Liga 1 Indonesia.
Namun, ada satu yang bermain di Australia, yaitu Melbourne City FC U-17, yakni Mathew Baker. Bek berusia 15 tahun tersebut punya dua kewarganegaraan, Indonesia dan Australia. Ia mewarisi darah Indonesia dari sang ibu. Kondisi itu membuatnya bisa membela timnas dari dua negara.
Tetapi, Mathew memilih Indonesia. Tercatat, sudah enam caps yang ia koleksi bareng Timnas U-17 Indonesia. Pada laga kualifikasi Piala Asia U-17 2025, ia mencetak satu gol saat timnas menang 1-0 melawan Kuwait, 23 Oktober 2024.
"Sulit rasanya bermain melawan Australia, karena itu adalah negara tempat ayah saya dilahirkan. Sementara di sini saya mewakili negara ibu saya," katanya saat membantu timnas menahan imbang Australia 0-0 di Piala Asia U-17.
Dalam pertandingan melawan Yaman, Mathew juga tampil impresif di lini belakang timnas Indonesia.
Analisis Pengamat
Pengamat sepak bola Ario Yosia menyebut kemenangan telak timnas Indonesia kontra Yaman jadi bukti bahwa tim Garuda Muda tidak hanya bisa bermain bertahan. Menurutnya, penampilan agresif jadi jawaban publik yang sebelumnya khawatir timnas hanya akan bermain bertahan untuk lolos.
Ario mengungkapkan kunci dari peforma ini adalah pelatih Nova Arianto. Menurutnya, keberhasilan Nova juga buah hasil dari kedekatannya selama lima tahun berturut-turut dengan pelatih asing, yakni Shin Tae-yong.
“Karena dari awal kan dia mematok standar yang tinggi, ya, misalnya contoh fisik dengan tinggi tertentu kemudian tipikal karakter permainannya per individu gitu kan, sehingga menciptakan tim yang sebenarnya dari awal sudah mengarah pada soliditas yang bagus gitu kan. Jadi, ketika berjalan pada waktunya kemudian main tes di Piala Asia-nya kita tuh kelihatan bener-bener siap gitu kan dengan segala kemungkinan,” kata Ario kepada KBR, Selasa, (08/04/2025).
Ia juga menilai pelatih muda itu sukses membangun tim dengan pendekatan personal, melihat usia pemain masih di bawah 17 tahun. Hasilnya, pemain muda tetap nyaman walaupun dalam koridor disiplin.
Jangan Lupa Diri
Selain itu, Ario menekankan pentingnya konsistensi, meski Timnas U-17 meraih hasil positif di Piala Asia. Menurutnya, jangan sampai lupa diri, karena turnamen masih berjalan.
“Karena berkilau di usia muda itu juga jadi tantangan tersendiri, ya. Artinya, jangan membuat pemain menjadi lupa diri juga gitu kan. Karena kejadian pemain berkarir pendek ketika usia mudanya berkilau, tetapi begitu masuk ke level senior lama-lama cepat meredup Itu kan sudah terjadi karena euforia yang berlebihan,” katanya.
Ke depan, Ario berpesan proyek naturalisasi tidak dijadikan sandaran utama timnas Indonesia. Menurutnya, PSSI harus mulai banyak mengandalkan bakat lokal dan membentuk fondasi sepak bola Indonesia yang kuat. Berbagai sumber.
Baca juga:
Komentar
KBR percaya pembaca situs ini adalah orang-orang yang cerdas dan terpelajar. Karena itu mari kita gunakan kata-kata yang santun di dalam kolom komentar ini. Kalimat yang sopan, menjauhi prasangka SARA (suku, agama, ras dan antargolongan), pasti akan lebih didengar. Yuk, kita praktikkan!