NASIONAL

Tim Adhoc PBSI Ungkap Penyebab Prestasi Bulu Tangkis Tersungkur di Olimpiade Paris

"perkembangan sport science juga tidak boleh dilupakan,"

AUTHOR / Naufal Nur Rahman

EDITOR / Muthia Kusuma

Pebulu tangkis
Pebulu tangkis tunggal putri Indonesia Gregoria Mariska Tunjung saat bertanding di semifinal Olimpiade Paris 2024. (FOTO: ANTARA/Wahyu Putro)

KBR, Jakarta- Tim Adhoc PBSI Olimpiade Paris 2024 mengungkap ada banyak faktor yang menjadi penyebab jebloknya prestasi bulu tangkis Indonesia di Olimpiade Paris 2024. Di ajang internasional itu, Indonesia gagal pertahankan tradisi medali emas di cabor bulu tangkis. Juru bicara Tim Ad Hoc PBSI Olimpiade Paris 2024, Yuni Kartika mengatakan, Indonesia masih tertinggal dalam ilmu keolahragaan atau sport science.

“Ya memang harus diakui persaingan semakin ketat. Banyak sekali pelatih-pelatih Indonesia juga yang melatih di negara-negara lain. Otomatis secara peningkatan teknik, peningkatan strateginya kan juga semakin signifikan ya. Kemudian perkembangan sport science juga tidak boleh dilupakan ini negara-negara lain juga berkembang dengan sangat baik. Jadi itu PR yang memang harus dihadapi oleh PBSI untuk terus meningkatkan performa baik dari sisi teknis maupun non-teknis yang ada,” ucap Yuni dikutip dari kanal Youtube Berita KBR.

Juru bicara Tim Ad Hoc PBSI Olimpiade Paris 2024, Yuni Kartika tak menampik kurangnya persiapan juga menjadi penyebab gagalnya Indonesia mempertahankan tradisi emas cabor bulu tangkis di ajang Olimpiade. Yuni mengungkap, timnya bahkan baru dibentuk sekitar enam bulan jelang olimpiade.

Baca juga:

“Ya tentunya untuk ke depannya persiapannya harus lebih baik lagi ya. Karena ini semua pasti tentang persiapan, proses begitu ya. Kemarin tim adhoc ini memang dibentuk sekitar 6-8 bulan menjelang olimpiade secara format sudah tepat tapi secara timeline ini memang kurang panjang begitu untuk mempersiapkan sebuah persiapan olimpiade. Jadi saya rasa persiapannya harus lebih baik lagi kedepannya,” tambah Yuni.

PBSI pun mendapat desakan untuk evaluasi kepengurusan jelang digelarnya Musyawarah Nasional PBSI yang direncanakan pada 10 hingga 13 Agustus mendatang.

Komentar

KBR percaya pembaca situs ini adalah orang-orang yang cerdas dan terpelajar. Karena itu mari kita gunakan kata-kata yang santun di dalam kolom komentar ini. Kalimat yang sopan, menjauhi prasangka SARA (suku, agama, ras dan antargolongan), pasti akan lebih didengar. Yuk, kita praktikkan!