NASIONAL

Survei: Elektabilitas Ditempel Gerindra, PDIP Berat Menang Pemilu 2024

"Kemudian disusul oleh Gerindra, kemudian PKB, Nasdem, PKS, Demokrat dan PAN,"

AUTHOR / Hoirunnisa

PDIP
Capres nomor urut 3, ganjar Pranowo di acara apel Satgas PDIP di Solo, Jawa Tengah, Minggu (24/12/2023). (FOTO: ANTARA/Wahyu Putro)

KBR, Jakarta- Lembaga survei Indikator Politik Indonesia mengungkap elektabilitas Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDIP) ada di puncak dengan capaian 20 persen. Peneliti Utama Indikator Politik Indonesia Burhanuddin Muhtadi mengatakan, raihan PDIP itu ditempel ketat oleh Partai Gerindra dengan capaian 18 persen. Kata dia, selisih persentase PDIP dengan Gerindra tipis, dalam margin kesalahan sebesar dua persen.

"Jadi tren tetap turun untuk PDIP perjuangan, tetapi selisihnya itu dalam margin of error. Jadi ini sekaligus alarm bagi PDI Perjuangan karena keinginan untuk mencapai hattrick (trigol) kemenangan di 2024 itu terancam oleh Gerindra yang performanya meningkat selama beberapa bulan terakhir ini. Kemudian disusul oleh Gerindra, kemudian PKB, Nasdem, PKS, Demokrat dan PAN," kata Burhanuddin dalam keterangan pers di kanal Youtube Indikator Politik Indonesia, Kamis (18/1/2024).

Baca juga:

Peneliti Utama Indikator Politik Indonesia Burhanuddin Muhtadi menambahkan, hasil elektabilitas PDI Perjuangan terus mengalami tren penurunan. Sebaliknya, Burhanuddin menyebut capaian Partai Gerindra justru mengalami tren peningkatan.
Lebih jauh Burhanuddin mengatakan, sepanjang Oktober, Desember 2023 hingga Januari 2023 approval rating presiden konsisten di atas 75 persen.

Survei nasional dengan tema “Dinamika Elektoral di Tingkat Nasional dan 13 Provinsi Kunci,” yang dirilis oleh Indikator Politik Indonesia dilakukan pada tanggal 30 Desember 2023 hingga 6 Januari 2024.

Populasi survei ini adalah seluruh warga negara Indonesia yang punya hak pilih dalam Pemilu, yakni mereka yang sudah berusia 17 tahun atau lebih dan sudah menikah.

Penarikan sampel menggunakan metode multistage random sampling, dengan jumlah sampel basis sebanyak 1.200 orang yang berasal dari seluruh provinsi yang terdistribusi secara proporsional. Metodologi dengan wawancara tatap muka dan tidak langsung. Tingkat kesalahan hasil survei ini kurang lebih 2,9 persen.

Kemudian dilakukan oversample di 13 provinsi yakni Aceh, Sumatera Utara, Sumatera Selatan, Lampung, DKI Jakarta, Jawa Barat, Jawa Tengah, Jawa Timur, Banten, Bali, NTT, Sulawesi Utara dan Sulawesi Selatan. Dengan demikian, total sampel ada sebanyak 4.560 responden.

Editor: Muthia Kusuma

Komentar

KBR percaya pembaca situs ini adalah orang-orang yang cerdas dan terpelajar. Karena itu mari kita gunakan kata-kata yang santun di dalam kolom komentar ini. Kalimat yang sopan, menjauhi prasangka SARA (suku, agama, ras dan antargolongan), pasti akan lebih didengar. Yuk, kita praktikkan!