NASIONAL
SPI Ungkap Biang Kerok Merosotnya Produksi Beras di Indonesia
"Di tahun-tahun terakhir ini bisa sampai 100.000 hektare alih fungsi lahan pertanian menjadi fungsi yang lain."
AUTHOR / Astri Yuanasari
-
EDITOR / Muthia Kusuma Wardani
KBR, Jakarta- Serikat Petani Indonesia (SPI) menyoroti penurunan produksi beras di Indonesia dalam beberapa tahun terakhir. Menurut Kepala Pusat Pengkajian dan Penerapan Agroekologi (P3A) SPI, Muhammad Qomarun Najmi, salah satu faktor utama adalah alih fungsi lahan yang sangat masif dalam satu dekade terakhir.
"Bahkan di tahun-tahun terakhir ini bisa sampai 100.000 hektare alih fungsi lahan pertanian menjadi fungsi yang lain," kata Qomarun kepada KBR, Senin (14/10/2024).
Kepala Pusat Pengkajian dan Penerapan Agroekologi (P3A) SPI, Muhammad Qomarun Najmi juga mengkritik pembangunan bendungan besar yang seringkali menyebabkan alih fungsi lahan.
"Pemerintah juga membangun bendungan-bendungan yang besar dan ini juga menjadi salah satu sebab untuk alih fungsi lahan, artinya satu hal yang diharapkan menjadi solusi justru menjadi penyebab masalah berikut yang lain," jelasnya.
Qomarun mendorong pemerintah lebih fokus pada pembangunan embung-embung kecil untuk menghindari alih fungsi lahan pertanian.
"Sebenarnya akan lebih baik kalau kita membuat embung-embung yang kecil tidak perlu harus alih fungsi lahan," sarannyanya.
Baca juga:
Selain alih fungsi lahan, Qomarun menyebut krisis pertanian juga disebabkan penurunan kesuburan lahan pertanian. Kata dia, kondisi itu disebabkan penggunaan pupuk kimia yang berlebihan dan kurangnya penerapan pertanian organik. Menurutnya, hal itu juga disebabkan kebijakan pemerintah yang lebih banyak menyalurkan subsidi pupuk kimia.
"Kemudian yang kedua itu ada penurunan kualitas lahan di kesuburan lahan di kesuburan lahan itu ada kesuburan lahan secara kimia, kemudian secara fisik, dan juga secara biologis," ucapnya.
Qomarun mengatakan, hal lain yang menjadi penyebab turunnya produksi pertanian adalah masalah perubahan iklim dan serangan hama penyakit.
Baca juga:
Qomarun menjelaskan, pemerintah sebetulnya menaruh perhatian pada penurunan produksi pertanian ini dengan melakukan berbagai upaya. Namun kata dia, beberapa upaya yang dilakukan justru tidak terlalu efektif untuk meningkatkan produksi pertanian.
Salah satunya adalah program pompanisasi yang gencar dilakukan pemerintah beberapa waktu belakangan ini.
"Pompa yang itu dimaksudkan untuk memastikan ketersediaan air, di kondisi beberapa lokasi kita keterbatasan air ini sebenarnya satu inisiatif yang bagus, tapi memang belum menjadi solusi yang menyeluruh, karena keberadaan pompa ini tentu juga membutuhkan irigasi yang baik atau sumber air yang cukup," jelasnya.
Komentar
KBR percaya pembaca situs ini adalah orang-orang yang cerdas dan terpelajar. Karena itu mari kita gunakan kata-kata yang santun di dalam kolom komentar ini. Kalimat yang sopan, menjauhi prasangka SARA (suku, agama, ras dan antargolongan), pasti akan lebih didengar. Yuk, kita praktikkan!