NASIONAL

Sidang Kabinet di IKN, Jokowi: Kalau Kursinya Belum Ada Gimana?

"Ya kalau semuanya sudah siap. Sidang kabinet kalau kursinya belum ada gimana mau duduk, masa lesehan? Sidang kabinet lesehan gimana?" kata Jokowi

AUTHOR / Astri Yuanasari

EDITOR / Resky Novianto

IKN
Pembangunan Istana Presiden di IKN, Kabupaten Penajam Paser Utara, Kaltim, Senin (12/02/24). (Antara/Rivan Awal)

KBR, Jakarta- Presiden Joko Widodo (Jokowi) berkelakar ketika menjawab soal peluang sidang kabinet yang akan dilaksanakan di Ibu Kota Negara (IKN) Nusantara.

Jokowi menyebut, sidang kabinet bisa dilaksanakan di IKN jika seluruh fasilitas sudah siap, salah satunya kursi.

"Ya kalau semuanya sudah siap. Sidang kabinet kalau kursinya belum ada gimana mau duduk, masa lesehan? Sidang kabinet lesehan gimana?" kata Jokowi kepada wartawan, usai peluncuran Golden Visa di Jakarta, Kamis (25/7/2024).

Jokowi menyebut, dirinya akan masuk dan berkantor di IKN jika seluruh sarana dan prasarana sudah siap.

Jokowi tak ingin memaksakan diri yang nantinya akan mempengaruhi kualitas pembangunan di IKN Nusantara.

"Semuanya kesiapan, kesiapan di IKN, dan kita tidak ingin memaksa-maksa yang nanti akan menurunkan kualitas interior, kualitas bangunan, nggak. Selama itu benar-benar siap, ya saya akan masuk," imbuh Jokowi.

Baca juga:

Istana Klaim Pembangunan IKN Sesuai Rencana

Sebelumnya, Istana menyiapkan sidang kabinet perdana Presiden RI Jokowi di Ibu Kota Negara (IKN) Nusantara di Kalimantan.

Kepala Sekretariat Presiden Heru Budi Hartono tak mengonfirmasi apakah sidang kabinet perdana di IKN digelar akhir bulan ini. Ia hanya memastikan Sekretariat Presiden menyiapkan apa pun keputusannya.

"Ada sidang kabinet atau tidak, kami Sekretariat Presiden bersama PUPR mempersiapkan segala sesuatu untuk menyiapkan kebutuhan kantor di sana," kata Heru di Istana Kepresidenan Jakarta, Rabu (24/7/2024).

Komentar

KBR percaya pembaca situs ini adalah orang-orang yang cerdas dan terpelajar. Karena itu mari kita gunakan kata-kata yang santun di dalam kolom komentar ini. Kalimat yang sopan, menjauhi prasangka SARA (suku, agama, ras dan antargolongan), pasti akan lebih didengar. Yuk, kita praktikkan!