NASIONAL

Server PDN Diretas, Pakar IT: Tidak Profesional Memilih Vendor

"Yang terjadi sekarang, terjadi kebocoran data malah Kominfo pasang badan, BSSN pasang badan. Yang melakukannya malah diam saja."

AUTHOR / Ardhi Ridwansyah

EDITOR / Agus Luqman

Server PDN Diretas, Pakar IT: Tidak Profesional Memilih Vendor
Ilustrasi. (Foto: ANTARA)

KBR, Jakarta – Pakar keamanan siber dari Vaksincom, Alfons Tanujaya menilai peretasan terhadap server Pusat Data Nasional (PDN) kembali menjadi bukti masih lemahnya keamanan siber di Indonesia, terutama server milik pemerintah.

Alfons menyarankan ada perbaikan ke depan serta menjadikan kejadian ini sebagai bahan evaluasi. Ia juga menyinggung kebocoran data kependudukan di 2023 yang terjadi sangat masif.

"Hari ini, yang terjadi di PDN menunjukan pengelola data di PDN itu yang kurang profesional. Kalau kena ransomware bisa sampai melumpuhkan gitu, menunjukkan ada kurang optimal dalam pengelolaan data dan pengamanan data. Khususnya data lembaga-lembaga di PDN. Itu kan data dari masyarakat Indonesia, dari ratusan lembaga dan diwajibkan di-host di PDN. Harusnya mereka bertanggung jawab untuk menjaga sebaik-baiknya," kata Alfons Tanujaya kepada KBR, Selasa (25/6/2024).

Baca juga:

Alfons juga berharap pemerintah lebih profesional dalam memilih vendor dari swasta. Apalagi, memperkukuh keamanan siber juga menjadi tugas pihak swasta selain pemerintah.

"Pemerintah harus profesional dalam memilih vendornya dan dalam hubungan kerja ini harus sesuai dengan standar profesional. Contohnya dari imigrasi, mereka harus diperlakukan sebagai pelanggan, bukan sebagai sebagai sesama lembaga. Kalau diperlakukan sebagai pelanggan, andaikan contohnya imigrasi hosting di Biznet atau hosting di Amazon lalu terjadi down, mereka kena denda dari imigrasi. Atau kalau terjadi kebocoran data mereka ada konsekuensi hukumnya," kata Alfons.

Alfons yakin jika vendor menjalankan tugas dengan baik dan profesional maka akan sangat hati-hati dalam menjaga keamanan server data.

"Yang terjadi sekarang, terjadi kebocoran data malah Kominfo pasang badan, BSSN pasang badan. Yang melakukannya malah diam saja, hal itu sangat tidak mendidik dan itu akan terjadi lagi, terjadi lagi," kata Alfons.

Baca juga:

Komentar

KBR percaya pembaca situs ini adalah orang-orang yang cerdas dan terpelajar. Karena itu mari kita gunakan kata-kata yang santun di dalam kolom komentar ini. Kalimat yang sopan, menjauhi prasangka SARA (suku, agama, ras dan antargolongan), pasti akan lebih didengar. Yuk, kita praktikkan!