NASIONAL

Sejumlah BUMN Dirikan Program Peduli Pendidikan Wilayah Terpencil

Perusahaan Gas Negara PGN beserta 23 perusahaan BUMN lain membentuk program Peduli Pendidikan untuk wilayah terpencil. Dalam program tersebut Kementerian BUMN memberikan penghargaan serta perangkat telekomunikasi genggam kepada 450 guru dan siswa di wilay

AUTHOR / Evelyn Falanta

Sejumlah BUMN Dirikan Program Peduli Pendidikan Wilayah Terpencil
pendidikan, wilayah terpencil

KBR68H, Jakarta - Perusahaan Gas Negara PGN beserta 23 perusahaan BUMN lain membentuk program Peduli Pendidikan untuk wilayah terpencil. Dalam program tersebut Kementerian BUMN memberikan penghargaan serta perangkat telekomunikasi genggam kepada 450 guru dan siswa di wilayah terpencil.

Menteri BUMN Dahlan Iskan mengatakan penghargaan tersebut sebagai bentuk apresiasi Kementerian terhadap pendidikan, khususnya di wilayah pedalaman Indonesia.

"Teman-teman yang berprestasi dari tempat yang terpencil, kemudian pulau terluar itu relatif lebih besar memerlukan perhatian dari kita, supaya yang disebut NKRI itu betul-betul kompak dari luarnya sama dari dalamnya. Itulah yang membuat kami membuat program seperti ini, minimal mereka merasa orang berprestasi itu ada yang memperhatikan, bahwa orang berprestasi itu bisa meneruskan keinginannya untuk berprestasi lebih tinggi lagi,” kata Dahlan Iskan.

Menteri BUMN Dahlan Iskan menambahkan kementeriannya berkomitmen untuk meningkatkan kualitas pendidikan di wilayah terpencil. Diantaranya dengan memberikan penghargaan serta bantuan sarana prasara kepada para guru maupun siswa.

Menurut Dahlan Iskan, program ini akan dilakukan secara berkelanjutan. Para guru dan siswa yang mendapatkan apresiasi penghargaan berasal dari 30 kabupaten terpencil seperti dari Simeuleu Aceh, Raja Ampat Papua, Ketapang Kalimantan Barat, Kupang Nusa Tenggara Timur, Bima Nusa Tenggara Barat, Metawai Sumatera Barat, dan lainnya.

Komentar

KBR percaya pembaca situs ini adalah orang-orang yang cerdas dan terpelajar. Karena itu mari kita gunakan kata-kata yang santun di dalam kolom komentar ini. Kalimat yang sopan, menjauhi prasangka SARA (suku, agama, ras dan antargolongan), pasti akan lebih didengar. Yuk, kita praktikkan!