NASIONAL

Sebut JK Manfaatkan PMI dan Dewan Masjid, Wasekjen Golkar Minta Maaf

KBR68H, Jakarta

AUTHOR / Doddy Rosadi

Sebut JK Manfaatkan PMI dan Dewan Masjid, Wasekjen Golkar Minta Maaf
jusuf kalla, dewan masjid, golkar, minta maaf

KBR68H, Jakarta – Wakil Sekretaris Jenderal DPP Golkar Nurul Arifin menyesalkan berita yang isinya seolah-olah mendiskreditkan bekas Ketua UmumJusuf Kalla (JK). Padahal sesungguhnya apa yang diungkapkannya adalah bentuk apresiasi terhadap kiprah JK selama ini.

Nurul mengatakan, tidak ada kata-kata darinya yang isinya tentang menggunakan atau memanfaatkan Dewan Masjid Indonesia (DMI) maupun Palang Merah Indonesia (PMI).

Bahkan, kata dia, dengan beragam aktivitasnya di dunia kemanusiaan sekarang ini, baik melalui DMI maupun PMI, ketokohan JK telah membuat lembaga-lembaga tersebut menjadi semakin dikenal.

“Itu artinya, Pak JK telah mampu menjadi entitas politik tersendiri di luar Partai Golkar. Inilah kepiawaian beliau yang patut diteladani. Hasil kerja keras yang tidak semua orang bisa melakukannya,” ujarnya, Sabtu (16/11), dalam keterangan pers yang diterima KBR68H.

Nurul juga mengatakan, Golkar tidak kuatir dengan langkah-langkah politik yang dilakukan JK. Selebihnya, ia merasa bangga, kader-kader Golkar bisa mewarnai kancah perpolitikan di tanah air.

“Kami tidak takut langkah-langkah beliau akan menggembosi partai. Sebab, hati Pak JK tetaplah kuning. Apalagi Pak JK tidak pernah menggunakan orang-orang di dalam Partai Golkar untuk kepentingan politiknya,” ujarnya.

Sementara disinggung soal pernyataannya yang menyebutkan JK menggunakan institusi PMI dan DMI untuk kepentinganya sendiri, Nurul mengatakan itu merupakan kesalahan interpretasi dari pernyataannya. Padahal dirinya sangat apresiatif terhadap langkah-langkah JK. Apa yang dilakukan JK, lanjut Nurul, menunjukkan JK merupakan individu yang luar biasa. 

“Beliau adalah pribadi yang luar biasa. Bukan saja tokoh di dalam negeri. Tetapi tokoh perdamaian di tingkat dunia,” jelasnya.

Katanya, perbedaan persepsi bisa-bisa saja terjadi. Pasti tidak sama antara membaca, melihat dan mendengarkan ucapannya.

“Yang jelas ketika membaca tidak mungkin melihat ekspresi dari yang memberikan pernyataan,” ucapnya.

Nurul juga menyampaikan permohonan maaf bila seandainya apa yang dia ungkapkan menyinggung perasaan JK. “Karena sesungguhnya saya sangat menghormati dan menjunjung tinggi marwah Pak JK,” tegas dia.

Komentar

KBR percaya pembaca situs ini adalah orang-orang yang cerdas dan terpelajar. Karena itu mari kita gunakan kata-kata yang santun di dalam kolom komentar ini. Kalimat yang sopan, menjauhi prasangka SARA (suku, agama, ras dan antargolongan), pasti akan lebih didengar. Yuk, kita praktikkan!