NASIONAL
Renovasi Stadion Kanjuruhan, Keluarga Korban Protes Pembongkaran Pintu 13
Mereka menuding pembongkaran untuk menghilangkan bukti di Tempat Kejadian Perkara (TKP) yang menewaskan ratusan orang.

KBR, Jakarta– Keluarga korban Tragedi Stadion Kanjuruhan mengecam pembongkaran pintu tangga 13 yang dilakukan PT Waskita Karya. Mereka menuding pembongkaran dilakukan untuk menghilangkan bukti di Tempat Kejadian Perkara (TKP) yang menewaskan ratusan orang.
Ketua Yayasan Keadilan Tragedi Kanjuruhan (YKTK), Devi Athok mengatakan, PT Waskita Karya melanggar kesepakatan.
“Kayaknya PT Waskita ini seenaknya sendiri gitu loh. Sudah melanggar kesepakatan bahwa tidak akan membongkar pintu 13. Ini kan sudah ada konspirasi di balik pembongkaran gate 13 ini. Rupanya mau menghilangkan bekas-bekas dari sejarah dan TKP di dalam gate 13 ini loh,” ucap Devi saat konferensi pers: Merespons Renovasi Stadion Kanjuruhan yang dipantau dari YouTube KontraS, Selasa, 23 Juli 2024.
Devi Athok juga menginginkan pintu 13 kembali seperti semula, karena kegiatan pembongkaran menyalahi kesepakatan dan tidak disetujui para keluarga korban.
“Harus dikembalikan pintu 13 seperti semula, saya bilang begitu. Bagaimanapun caranya. Karena sudah menyalahi kesepakatan kita gitu loh, bahwa tidak akan membongkar pintu 13 dan membiarkan bentuk aslinya,” ucap Devi.
Sebelumnya, pihak keluarga korban dan kontraktor PT Waskita Karya telah melakukan kesepakatan di 28 Mei 2024. Mereka sepakat untuk tidak membongkar pintu 13 saat proses renovasi Stadion Kanjuruhan. Akan tetapi, pintu sebelah selatan stadion tersebut tetap dibongkar menggunakan ekskavator, Senin, 22 Juli 2024.
135 Aremania Tewas
Tragedi di Stadion Kanjuruhan Malang terjadi usai laga pekan ke-11 Liga 1 2022-2023 yang mempertemukan Arema FC melawan Persebaya Surabaya, Sabtu, 1 Oktober 2022.
Pertandingan itu berakhir dengan kekalahan Singo Edan di kandang sendiri dengan skor 2-3. Usai kekalahan itu, para suporter turun ke lapangan, dan kemudian diadang aparat keamanan, disusul tembakan gas air mata ke arah penonton, dan ke tribun.
Gas air mata itu diduga menjadi memicu kepanikan dari para penonton, sehingga membuat mereka panik berebut keluar stadion.
Tercatat, 135 orang meninggal akibat tragedi tersebut. Sedangkan korban luka-luka sebanyak 583 orang, terdiri atas luka ringan 511, luka sedang 46, dan luka berat 26 orang.
Baca juga:
Komentar
KBR percaya pembaca situs ini adalah orang-orang yang cerdas dan terpelajar. Karena itu mari kita gunakan kata-kata yang santun di dalam kolom komentar ini. Kalimat yang sopan, menjauhi prasangka SARA (suku, agama, ras dan antargolongan), pasti akan lebih didengar. Yuk, kita praktikkan!