NASIONAL

Presiden Jokowi: Hilirisasi Dilanjutkan, Pendapatan Perkapita Meningkat

"Perkiraan kita, pendapatan perkapita 10 tahun yang akan datang sudah mencapai hampir 10.000 dolar Amerika. Perkiraan, 9.000 dolar Amerika atau lebih sedikit."

AUTHOR / Heru Haetami

Hilirisasi
Presiden Joko Widodo membuka acara

KBR, Jakarta - Presiden Joko Widodo menyebut pendapatan perkapita Indonesia bisa mencapai 10.000 dolar Amerika atau setara Rp158,4 juta bila hilirisasi diterapkan di berbagai sektor, seperti produk pertanian hingga perikanan. Target itu, kata Jokowi, bisa tercapai sepuluh tahun mendatang.

Pernyataan itu disampaikan Jokowi saat membuka acara "Kompas 100 CEO Forum" di Kawasan IKN, Kalimantan Timur, hari ini.

"Kita harapkan kalau nanti mineral dikerjakan, fokus hilirisasi, kemudian pertanian juga ada hilirisasi, perkebunan ada hilirisasi, kelautan, perikanan ada hilirisasi, perkiraan kita, pendapatan perkapita 10 tahun yang akan datang sudah mencapai hampir 10.000 dolar Amerika. Perkiraan, 9.000 dolar Amerika atau lebih sedikit," kata Jokowi pada Kamis (2/11/2023).

Jokowi menyebut hilirisasi jangan terpaku pada sektor mineral saja. Dia mencontohkan hilirisasi produk kelautan yang juga menjanjikan yakni budidaya rumput laut.

Menurutnya, hilirisasi rumput laut memiliki potensi yang besar lantaran Indonesia merupakan negara penghasil rumput laut nomor dua di dunia.

"Sekarang, mungkin yang ramai ke depan, yang akan kita ramaikan itu rumput laut, karena tidak hanya untuk urusan farmasi, untuk kecantikan, rumput laut sudah bisa dipakai untuk membuat bioetanol. Dan, Indonesia ini penghasil rumput laut nomor dua di dunia dan sangat memungkinkan sekali untuk bisa menjadi terbesar pertama di dunia," katanya.

Baca juga:


- Hilirisasi Nikel, Walhi Bantah Masyarakat Lokal Dapat Untung

- Pengamat: Hilirisasi Nikel, Indonesia Hanya Raup Untung Kecil

Kendati demikian, Presiden khawatir gejolak ekonomi global dapat berdampak pada ambisi hilirisasi itu.

"Bukan tantangan yang gampang dengan situasi global yang sekarang ini semakin tidak jelas dan makin tidak pasti. Perubahan iklim menurunkan produksi, kemudian kenaikan suku bunga di Amerika yang menyebabkan capital outflow, perang Ukraina belum selesai, tambah lagi perang di Hamas dan Israel, saya kira tantangan-tantangan itu yang banyak itu memang tantangan eksternal yang sulit kita prediksi dan sulit kita hitung," ucap Jokowi.

Editor:
Fadli

Komentar

KBR percaya pembaca situs ini adalah orang-orang yang cerdas dan terpelajar. Karena itu mari kita gunakan kata-kata yang santun di dalam kolom komentar ini. Kalimat yang sopan, menjauhi prasangka SARA (suku, agama, ras dan antargolongan), pasti akan lebih didengar. Yuk, kita praktikkan!